Kamis, 26 November 2015

Penjelasan Amitabha Sutra 34B





Penjelasan Amitabha Sutra Karya Master Ou Yi
Bagian 34B

Sebelum Buddha Sakyamuni memasuki Parinirvana, Beliau membabarkan tentang “Empat Andalan Dharma (Catvari Pratisaranani)”. Andaikata kelak ada praktisi yang mengamalkan Catvari Pratisaranani ini maka tiada bedanya dengan semasa Buddha berada di dunia ini.

Yang pertama adalah mengandalkan Dharma dan tidak boleh mengandalkan orangnya. Master Shandao di dalam karyanya yang berjudul “Penjelasan Amitayurdhyana Sutra”, mengatakan bahwa meskipun dia adalah Bodhisattva Calon Buddha,  tetapi membabarkan pada anda Dharma yang tidak serupa dengan Ajaran Buddha, maka anda tak boleh percaya padanya.

Semua Buddha di sepuluh penjuru membabarkan ajaran yang serupa, bila ada yang tidak sama maka ini adalah Mara. 

Yang kedua adalah mengandalkan makna yang tersirat dan bukan yang tersurat. Tak peduli kalimat panjang atau pendek, cara penyampaian mendalam atau dangkal, juga tak masalah asalkan maknanya benar, tidak perlu melekat.

Sutra Buddha diterjemahkan dari Bahasa Sansekerta, versi terjemahan dalam Bahasa Mandarin beragam, contohnya saja Sutra Usia Tanpa Batas memiliki 12 versi terjemahan, 7 versi diantaranya telah hilang dari peredaran, yang masih beredar sekarang hanya tersisa 5 versi. 

Contoh lainnya adalah Amitabha Sutra, ada versi terjemahan Master Tripitaka Kumarajiva dan versi terjemahan Master Tripitaka Hsuan-tsang. Kata-kata yang digunakan dalam versi terjemahan masing-masing adalah berlainan tetapi maknanya adalah serupa, maka itu janganlah melekat dan memperdebatkan aksara-aksara yang tercantum di dalam sutra.

Yang ketiga adalah mengandalkan ajaran yang tercantum dalam Tripitaka dan tidak mengandalkan ajaran di luar isi Tripitaka. Seluruh sutra bila diperbandingkan, maka sutra yang dapat membantu manusia mengakhiri samsara yang harus diandalkan. Ada sebagian orang yang cita-citanya tidak tinggi, hanya mengharapkan pahala Alam Dewa dan Manusia, maka Buddha Sakyamuni hanya membabarkan pada mereka tentang Lima Sila dan Sepuluh Kebajikan, untuk menuruti kehendak masing-masing makhluk.

Kehidupan di enam alam tumimbal lahir tiada kebahagiaan yang kekal, meskipun memiliki harta kekayaan juga tidak ada jaminannya. Meskipun memiliki kedudukan bagaikan raja, mempunyai kekayaan seluas empat samudra, tetapi setiap hari merasa takut dan curiga ada yang hendak merampas kedudukannya maupun hartanya, tekanan batin yang diderita, setiap detik merasa tidak aman, betapa tersiksanya.

Buddha membabarkan bahwa di dalam Triloka tiada tempat yang aman, ibarat rumah yang terbakar, andaikata manusia dapat terbuka pikirannya, barulah bersedia melepaskan kemelekatan, bahkan selangkah lebih maju berniat keluar dari Triloka (Kamaloka, Rupaloka, Arupaloka).

Jika ingin melampaui Trailokya (Kamaloka, Rupaloka, Arupaloka) ini, maka Buddha mengajarkan kita untuk “membangkitkan keyakinan dan tekad melafal Amituofo”, dalam satu kelahiran mencapai KeBuddhaan.

Yang keempat, mengandalkan kebijaksanaan (prajna) dan bukan pada kesadaran (vijnana), yang juga disebut sebagai mengikuti kebijaksanaan dan bukan mengikuti kesadaran, berlindung pada kebijaksanaan dan bukan pada kesadaran. Seorang praktisi sejati seharusnya mengandalkan kebijaksanaan dan bukan pada perasaan.

Poin ini menunjukkan pada kita seharusnya menggunakan sikap yang bagaimana untuk memilih pintu Dharma yang hendak dipelajari. Kita harus menggunakan akal sehat dalam memilih pintu Dharma yang dapat mengakhiri samsara, jangan malah sebaliknya menggunakan perasaan memilih pintu Dharma yang tidak bisa mengakhiri tumimbal lahir.  

Amitabha Sutra merupakan Pintu Dharma terbaik untuk mengakhiri tumimbal lahir. Hari ini kita telah menerima Pintu Dharma terbaik ini, maka seluruh pintu Dharma lainnya sepatutnya dilepaskan, diri sendiri haruslah bijak, jangan terpengaruh oleh orang lain.

Saya selalu menasehati praktisi sekalian, kita berlindung (ber-sarana) pada Buddha Amitabha, menjadi siswa Buddha yang baik, mengandalkan kebijaksanaan dan bukan pada perasaan. Maka itu kita hanya membutuhkan satu sutra dan sepatah Amituofo saja sudah cukup. Yang lainnya lepaskanlah secara keseluruhan, maka pikiran pun jadi terfokus.

Upasaka Xia Lian-ju mengatakan, Bodhisattva Mahasthamaprapta adalah Guru Sesepuh pertama Aliran Sukhavati di Alam Dharma, Beliau mengajari kita “Tidak perlu menambah metode lainnya lagi, dengan sendirinya KeBuddhaan pasti tercapai”, jadi tidak perlu menambah metode lainnya untuk membantu pelatihan diri kita, cukup sepatah Amituofo maka keberhasilan pasti tercapai. 

“Mengendalikan enam landasan indriya, dengan pikiran suci melafal Amituofo berkesinambungan”, pasti tidak boleh mencampurbaurkan dengan metode atau pintu Dharma lainnya, contohnya sambil belajar Surangama Sutra, Sutra Lotus, Avatamsaka Sutra, semua ini dapat menghalangi kesucian hatimu. Meneladani guru sesepuh dan praktisi senior, biarlah orang lain saja yang mempelajari isi Tripitaka, ini adalah pilihan yang bijak. 

Amitabha Sutra adalah buku kecil dari Sutra Usia Tanpa Batas, merupakan yang paling terbaik. Sutra Usia Tanpa Batas merupakan uraian dari Amitabha Sutra, maka itu praktisi tempo dulu menyebut istilah buku besar dan buku kecil. Tanah Suci Sukhavati adalah tempat bermuara bagi Avatamsaka Sutra, juga merupakan hasil akhir dari Avatamsaka Sutra.

Sutra Usia Tanpa Batas yang disusun oleh Upasaka Xia Lian-ju terdiri dari 48 bab, dengan bab ke-6 yakni 48 tekad agung, sebagai bab yang terunggul. Dan diantara 48 tekad agung, tekad-18 sebagai tekad terunggul yakni “Sepuluh lafalan pasti terlahir”, maka itu hal ini menjelaskan bahwa melafal Amituofo sebagai yang terunggul. 

Dengan melafal sepatah Amituofo telah melafal keseluruhan nama Buddha, membaca Amitabha Sutra serupa dengan telah membaca seluruh sutra yang dibabarkan oleh semua Buddha di sepuluh penjuru dari tiga masa, maka itu sutra dan sastra lainnya bolehlah dilepaskan. 

Nama Buddha di urutan ke-5 adalah Dharmadhvaja Buddha, yakni menjadi teladan bagi semua makhluk, membangun Dharmadhvaja berarti menyebarluaskan Pintu Dharma Pelafalan Amituofo. 

Pada awal masa pemerintahan Tiongkok Nasionalis, Master Yin Guang mendirikan vihara di Suzhou, waktu itu merupakan satu-satunya vihara Aliran Sukhavati, siapa saja asalkan menfokuskan diri melatih Ajaran Tanah Suci, maka boleh mengikuti kebaktian di viharanya, yang pasti beliau takkan menerima murid dan tidak melayani pengambilan sila, tidak berceramah, tidak mengadakan upacara ritual, setahun 365 hari hanya melafal Amituofo. 

Hari ini kita membangun vihara, juga berharap dapat serupa dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Master Yin Guang, tetapi harus memberi ceramah Dharma, oleh karena orang sekarang terhadap Aliran Tanah Suci memiliki salah paham yang mendalam, jadi harus menguraikan pada mereka dengan jelas, sehingga mereka yang telah memasuki Aliran Tanah Suci, keyakinannya akan semakin teguh, sedangkan bagi mereka yang belum  memasuki Aliran Tanah Suci harus membangkitkan keyakinan mereka. 

Ruang ceramah dan ruang kebaktian pelafalan Amituofo haruslah dipisahkan, mereka yang suka melafal Amituofo boleh masuk ke dalam ruang kebaktian sedangkan mereka yang suka mendengar ceramah boleh masuk ke ruang ceramah, masing-masing boleh memilih aktivitas yang disukai. Ceramah Dharma diberikan selama 2 jam sehari, melafal Amituofo 8 jam. 

Menyebarluaskan Ajaran Sukhavati hingga ke seluruh pelosok dunia, inilah yang disebut dengan membalas budi Buddha. 

Yang ke-6 adalah Dharmadhara Buddha. Praktisi Aliran Sukhavati haruslah senantiasa menuruti ajaran para Buddha, membulatkan tekad terlahir ke Alam Sukhavati, selamanya takkan ada kecurigaan dan keraguan sama sekali. 

Dipetik dari : Buku Ceramah Master Chin Kung
Judul : Penjelasan Amitabha Sutra Karya Master Ou Yi



佛說阿彌陀經要解講記
(三十四)

佛在滅度前對後世有一個妥善的指示即「四依法」。如後人遵守四依法,與佛在世時無異。第一、依法不依人。善導大師在觀經註解中所講的非常清楚。由一般出家法師大德一直往上推,到法身大士等覺菩薩,這些大善知識如其所說與佛在經上所說不相應的話,都不可依從。更有甚者,十方諸佛說,釋迦佛所講淨土法門乃是權巧方便,不是真實。我們也不要相信。因佛佛道同,如其所說不同,乃屬魔外。第二、依義不依語。言語長說短說、深說淺說,都無所謂,意思對了就行了,不必執著。佛經由印度梵文傳來,譯本很多,如無量壽經有十二種譯本,失傳七種,現在流傳於世者只有五種。又如阿彌陀經羅什、玄奘各有譯本,文字不同,而意義無異,故不要在文字上起爭論。第三、依了義不依不了義。一切經若作比較,能助人了生死者為了義。有一部份人志願不高,只求人天福報,佛就說有關五戒十善方面的經典,以隨其願。中國從前歷史小說或戲劇,演說善惡因果報應故事,勸人棄惡向善,含有甚深教育意味,對社會有正面影響。世間六道中無真正快樂,有之亦不能永遠保持。貴為天子,富有四海,天天防範他人推翻其政權,精神壓力,惴惴不安,甚為苦惱。佛說三界無安,猶如火宅,人如能真正想透,才能放下,且更進一步想到超出三界。如想超越三界,心量保守的,佛教其學小乘,心量開放的,佛教其學大乘,若求究竟了義,在無量無邊法門中只有阿彌陀經中之「信願持名」,在一生中圓滿證得佛果。第四、依智不依識。智是理智,識是情識。此條指我們應用何種態度選擇修學法門。六道、聲聞、緣覺、菩薩、佛,每一階段後後勝前前,後邊的是了義,前邊的是不了義。例如菩薩與佛相比,佛是了義,菩薩是不了義,依此類推。我們要以理智選擇究竟了義的法門,幸勿礙於感情而選不了義的法門。阿彌陀經是了義中之了義,大乘中之大乘。今天接受這個究竟了義的法門,其他任何法門一定要徹底放下,自己要有理智,不受人的影響。我常勸同修們,我們歸依阿彌陀佛,作佛的好弟子,依智不依識。特別是彌陀經與圓通章,講的專到極處,純到極處,一部經甚至於一句名號就夠了,其他統統放下,心就定了。夏蓮居老居士說,大勢至菩薩是法界淨宗初祖,他老人家教我們「不假方便,自得心開」,不需要任何方法幫助,一句佛號就成功了。「都攝六根,淨念相繼」,決定不許參雜,學楞嚴、法華、華嚴都會障礙清淨心。學祖師大德,三藏十二部讓與別人悟,這是智慧的抉擇。

阿彌陀經是無量壽經的小本,最精彩的本子。無量壽經是阿彌陀經的詳細說明,故古人稱為大本、小本。淨土是華嚴的歸宿,也是華嚴的總結。夏老會集的無量壽經共有四十八品,其中以第六品四十八願為第一,四十八願中依據古人的說法以第十八願為第一,第十八願是「十念必生」,由此說明持名念佛為第一。念一聲「阿彌陀佛」就把所有一切諸佛都念到了,一即一切,一切即一。讀一部阿彌陀經即等於讀十方三世諸佛所說無量無邊的經論,其他經論都可以放下了。第五尊法幢佛,「法幢」是為眾生作示範,建法幢,把經典法門,普遍推廣,建立法幢。民初印光法師在蘇州建立道場,當時為唯一淨宗道場,任何人只要專修淨土者均歡迎,且規定不收徒,不傳戒,不講經,不作法會,一年三百六十五天念佛,每天都如打佛七。我們今天建立道場,也希望追隨印祖的規矩,但一定要講經,因為現在一般人對於淨土宗誤會甚深,一定說清楚,使已進門者心定,未進門者聽後生起仰慕之心。講堂與念佛堂要分開,聽經念佛各隨其意。講經每日二小時,念佛八小時,把淨宗推廣,弘揚於全世界,乃真報佛恩。第六尊持法佛。淨宗學人必須隨順諸佛真實教誨,決志求生,永無疑惑。


文摘恭錄 — 佛說阿彌陀經要解講記
淨空法師講述