Minggu, 25 Oktober 2015

Penjelasan Amitabha Sutra 15B



Penjelasan Amitabha Sutra Karya Master Ou Yi
Bagian 15B

“Lima akar, Lima kekuatan, Tujuh faktor pencerahan, Delapan Jalan Utama” merupakan bagian dari “37 cara melatih diri menuju pencapaian Nirvana (Bodhi-paksika)”, 37 butir cara ini dikategorikan ke dalam 7 kelompok besar. Di sini Master Ou Yi menjelaskan 3 kelompok besar yakni “Catvari smrty-upasthanani (Empat obyek perenungan), Catvari prahanani (Empat usaha benar) dan Catvara-rddhipadah (Empat kekuatan batin)”.  

Pada umumnya kita mengetahui bahwa Bodhipaksika itu adalah ajaran Theravada, sesungguhnya Bodhipaksika itu juga termasuk ajaran Mahayana. Di dalam Mahaparinirvana Sutra, Buddha Sakyamuni membabarkan bahwa apabila ada insan yang merenungkan Delapan Jalan Utama maka dia juga dapat menemukan kembali Jiwa Sejatinya, ini menunjukkan bahwa Bodhipaksika juga merupakan ajaran Mahayana.

 Tiga kelompok besar dari Bodhipaksika yakni “Catvari smrty-upasthanani (Empat obyek perenungan), Catvari prahanani (Empat usaha benar) dan Catvara-rddhipadah (Empat kekuatan batin)”, merupakan landasan bagi praktisi pemula, banyak praktisi yang sudah sangat lama mempelajari Aliran Sukhavati atau Aliran Dhyana atau Tantra, tetapi tidak memperoleh kemajuan batin, ini dikarenakan mereka telah mengabaikan landasan ini.

Lalu kenapa di dalam Amitabha Sutra, Buddha Sakyamuni malah tidak membabarkan tiga kelompok besar ini, malah memulainya dari Lima akar dan Lima kekuatan? Ini dikarenakan Lima akar (Pancendriyani) dan Lima kekuatan (Panca Balani) merupakan cara yang dilatih oleh penduduk Alam Sukhavati. Sementara terhadap tiga kelompok besar tersebut, mereka sudah pernah melatihnya, jadi tidak perlu diulangi lagi.

Tetapi bagi kita sebagai praktisi pemula, masih perlu dijelaskan.
     
Kelompok pertama adalah Catvari smrty-upasthanani (Empat obyek perenungan), yang terdiri dari 4 butir yaitu :

1.    Merenungkan tubuh jasmani adalah tidak bersih.

Tubuh jasmani ini tidak bersih, praktisi memanfaatkan tubuh jasmaninya untuk mencapai kemajuan batin, jangan terlalu memanjakannya, sementara itu manusia duniawi memanfaatkan tubuh jasmani untuk melakukan perbuatan jahat, sungguh disayangkan.

Baik unsur padat maupun cairan yang dikeluarkan oleh tubuh jasmani tidak bersih, dengan merenungkan bahwa tubuh jasmani ini tidak bersih maka takkan melekat pada raga sendiri, bagaimana mungkin pula mendambakan raga orang lain.

Untuk melepaskan kemelekatan pada jiwa dan raga, haruslah dimulai dari tubuh jasmani diri sendiri, jangan lagi merisaukan badan sendiri, barulah merupakan cara untuk memelihara kesehatan, penyakit jadi berkurang, memperoleh usia panjang.

Tubuh menusia dan semesta alam adalah satu, dapat menuruti apa yang alamiah pasti sehat. Contohnya makanan dan minuman pada saat musim dingin harus mengkonsumsi yang sejuk, sedangkan saat musim panas harus mengkonsumsi yang panas. Orang jaman sekarang malah terbalik, sama sekali tidak selaras dengan alam, maka itu beragam penyakit bermunculan. Di dalam kitab kuno Tiongkok, Li Ji (Classic of Rites) terdapat bab yang mengajari tata cara hidup keseharian, menjelaskan menu makanan yang harus dihidangkan pada setiap musim dalam setahun, tetapi kini sudah hilang dari peredaran.  

Ajaran Buddha mengajarkan cara memelihara kesehatan adalah dengan memandang tubuh ini sebagai mesin, tubuh harus bergerak, tetapi pikiran harus diam. Masa sekarang sebagian orang justru tubuh tidak digerakkan, tetapi pikiran melayang ke mana-mana, sangat terbalik.  


Penduduk Alam Sukhavati memiliki tubuh vajra narayana, tidak membutuhkan makan dan minum, maka itu tidak jatuh sakit.


2.    Merenungkan perasaan adalah penderitaan.

Untuk apa manusia bersusah payah sepanjang hidupnya? Apa yang mereka peroleh? Sampai di hari tua lebih tersiksa lagi, membosankan. Panti jompo di Amerika merawat para lansia dengan bagus, tetapi juga sulit menghindari diserang penyakit, mengalami siksaan terbaring di tempat tidur, hanya duduk, makan dan menanti ajal menjemput.  

Buddha membabarkan bahwa Triloka (Kamaloka, Rupaloka dan Arupaloka) dipenuhi penderitaan, kadang kala juga ada kebahagiaan, tetapi hanya berlangsung sekejab mata, segala sesuatu senantiasa berubah dan tidak kekal.

Insan yang belajar Ajaran Buddha mempunyai masa depan yang cerah. Melafal Amituofo jiwa raga jadi suci, membaca sutra mengembangkan pencerahan, apalagi di dalam sutra disebutkan bahwa “Mengingat dan melafal Amituofo, baik saat sekarang maupun yang akan datang pasti bertemu dengan Buddha Amitabha”.

Upasaka Peng Ji-qing menulis di dalam karyanya yang berjudul “Kisah para praktisi yang terlahir di Alam Sukhavati”, baik upasaka maupun upasika, saat menjelang ajal mengetahui waktunya terlahir ke Alam Sukhavati, mereka ini jumlahnya tidak sedikit, peristiwa ini terjadi sekitar pada pertengahan abad ke-17, akhir masa Dinasti Ming dan permulaan dari Dinasti Qing.

Selama 40 tahun belakangan ini di Taiwan, baik yang dilihat atau didengar secara langsung, ada yang meninggal dunia dengan posisi berdiri, ada pula yang meninggal dunia dengan posisi duduk, ini merupakan fakta yang memiliki bukti yang mendukung, jadi bukanlah omong kosong belaka.          

3.    Merenungkan pikiran adalah tidak kekal.

Bagi manusia yang paling membuatnya menderita adalah niat pikiran yang bermunculan tiada hentinya, ini adalah tabiat sejak kalpa yang tanpa awal, yang juga merupakan benih tumimbal lahir. Meskipun aliran di dalam Ajaran Buddha itu banyak, tujuannya cuma satu yakni melatih samadhi, caranya yang berbeda.

Samadhi adalah hati sejati, niat pikiran adalah hati khayal, bagaimana caranya menyingkirkan hati khayal untuk mengembalikan hati sejati, inilah ketrampilan melatih diri. Hati khayal merupakan akar sumber dari segala bentuk-bentuk pikiran dan klesa (kekotoran batin). Bukan hanya pada siang hari bentuk-bentuk pikiran ini bermunculan tanpa henti, bahkan pada malam hari juga bermimpi, hati khayal ini muncul dan lenyap dalam seketika. Segala kondisi di dunia ini senantiasa berubah, muncul dan lenyap silih berganti.

Segala sesuatu yang tidak berubah adalah sejati, sedangkan yang berubah tidak kekal adalah semu. Pikiran yang terfokus adalah tanpa niat pikiran, sehingga yang kelihatan adalah Alam Dharma Tunggal Sejati, tetapi begitu muncul niat pikiran maka yang tampak adalah Dasa Dharmadhatu (Sepuluh alam Dharma).

Hati khayal harus disingkirkan, harus serius melatih samadhi, penduduk Alam Sukhavati senantiasa berdiam dalam hati sejati. Tabiat kita yang berat ditambah lagi dengan godaan dari luar, maka itu sulit berdiam dan tidak tergerak.     

4.    Merenungi segala benda materi adalah semu

Dari “Empat obyek perenungan”, 3 butir sebelumnya yang sudah dibahas dikategorikan sebagai konsep kehidupan manusia, sedangkan butir ke-4 ini dikategorikan sebagai konsep alam semesta, “Merenungi segala benda materi adalah semu”

Di dalam Sutra Intan tercantum bahwa “Segala sesuatu yang merupakan hasil perpaduan (unsur tanah, air, api dan angin) adalah semu”. Juga tertera bahwa “Segala sesuatu yang merupakan hasil perpaduan, bagaikan mimpi, khayalan, gelembung air dan bayangan”.  Inilah yang dimaksud dengan “Merenungi segala benda materi itu adalah semu”.  

Sebagian orang menganggap bahwa segala benda materi itu adalah nyata adanya, maka itu timbul ketamakan, kebencian, kebodohan, keangkuhan dan berbagai kekotoran batin lainnya. Orang yang diliputi moha (kebodohan) menganggap bahwa tubuh jasmani ini nyata adanya, segala benda materi juga adalah nyata adanya, maka itu berusaha meraih dan menggapainya, melakukan sepuluh perbuatan jahat, sedikitpun tidak merasa takut, padahal karma itu pasti ada buah akibatnya.

Orang yang pikirannya masih jernih takkan melakukan karma buruk, dia tahu  bahwa dalam kehidupan manusia, segala keperluan hidup sudah ditakdirkan, takkan lagi mengejar khayalan. Sedangkan orang yang lebih pintar lagi menganggap bahwa meskipun segala sesuatu itu sudah ditakdirkan, tetapi dengan memperbanyak kebajikan maka bisa mengubah nasib. Orang yang memiliki kebijaksanaan besar akan melampaui Triloka, selamanya terlepas dari tumimbal lahir.

“Empat obyek perenungan” ini merupakan fakta sesungguhnya dari kehidupan manusia dan alam semesta, praktisi Ajaran Buddha memutuskan kejahatan memupuk kebajikan, segala yang dilakukan bukanlah untuk kepentingan diri sendiri tetapi adalah demi kepentingan orang banyak, dengan pengamalan sedemikian rupa, maka kehidupan perlahan akan berubah ke arah yang lebih baik, meskipun dalam masa kehidupan sekarang musuh berbuyutan begitu banyak, tetapi pada akhirnya juga akan menjadi sahabat baik, segala rintangan juga akan semakin berkurang dan lenyap.

Dalam kehidupan keseharian haruslah berhemat, dapat berhemat satu bagian maka dapat membantu orang banyak satu bagian, ini sanggup dilakukan setiap insan dan tidak memerlukan persyaratan yang tinggi. Oleh karena kita telah mengabaikan 4 butir cara melatih diri ini sehingga ketrampilan melatih diri kita selama ini tidak efektif, kebijaksanaan juga tidak berkembang, samadhi tidak tercapai.

Setelah memahami hal ini maka melepaskan kemelekatan baik jiwa maupun raga, mengorbankan diri sendiri demi orang lain, bukan hanya ketrampilan melatih diri jadi efektif, bahkan berkah dan kebijaksanan akan berkembang, keyakinan hati akan semakin kuat.


 Kelompok kedua dari Bodhi Paksika adalah Catvari prahanani (Empat upaya benar), yang juga terdiri dari 4 butir.

Standar untuk kebajikan dan kejahatan sejak dulu memang tidak sama, seharusnya memakai standar yang ditetapkan oleh Ajaran Buddha. Buddha Dharma menggunakan sila sebagai standarnya. Sila berbeda dengan kebajikan, kebajikan itu ditujukan untuk mendapatkan berkah, sedangkan tujuan dari pengamalan sila adalah untuk mencapai samadhi, sila dapat keluar dari Triloka sedangkan pahala tidak.

Mengamalkan sila serupa dengan orang jaman sekarang yang mengatakan menaati hukum. Buddha menetapkan sila bagi kita adalah berbeda dengan hukum yang ditetapkan negara, hukum di dunia ini adalah untuk melestarikan etika moral dan menciptakan masyarakat yang aman sentosa, sedangkan sila dalam Buddha Dharma adalah mengajari para makhluk agar keluar dari Triloka dan terbebas dari tumimbal lahir, tujuannya tidak sama.

Hukum dunia setiap melewati kurun waktu tertentu harus direvisi, oleh karena keadaan masyarakat yang mengalami perubahan yang sangat drastis, sejak jaman dulu hingga sekarang hukum dunia isinya selalu tidak sama. Sedangkan sila Buddha sejak ribuan tahun silam hingga sekarang tidak berubah, oleh karena melampaui ruang dan waktu. Sila yang ditetapkan oleh Buddha Sakyamuni tiga ribu tahun yang silam, sesuai untuk orang jaman kini, untuk membantu mencapai samadhi dan mengembangkan kebijaksanaan, keluar dari Triloka dan mengakhiri tumimbal lahir. Hari ini dengan menuruti sila yang ditetapkan tempo dulu, masih juga bisa mencapai samadhi, mengembangkan kebijaksanaan, keluar dari Triloka dan mengakhiri tumimbal lahir.

Buddha mengatakan bahwa segala sesuatu yang diperbuat demi diri sendiri adalah kejahatan, sebaliknya segala sesuatu yang diperbuat demi orang banyak adalah kebajikan. Triloka dan enam alam tumimbal lahir adalah hasil ciptaan diri sendiri, alasan utamanya adalah kemelekatan pada keakuan, setiap niat pikiran yang timbul adalah demi aku. Keluargaku, hartaku, inilah benih yang menciptakan tumimbal lahir, jika dapat mengubah sudut pandang, beralih memikirkan masyarakat, negara dan semua makhluk, hati lapang dan luas, kemelekatan pada keakuan berangsur hambar, perlahan-lahan menyingkirkan kemelekatan pada keakuan, maka enam alam tumimbal lahir takkan ada lagi.
  
Praktisi pelafal Amituofo, saat menjelang ajal, mengapa gagal terlahir di Alam Sukhavati? Ini dikarenakan masih merindukan sanak keluarga, sanak saudara, harta benda, tidak sanggup mengikhlaskannya, setelah mati menjadi hantu penjaga mayat. Di Amerika kabarnya banyak rumah berhantu, setelah mati masih tidak sanggup ikhlas meninggalkan rumahnya. Semua ini dikarenakan kemelekatan pada keakuan yang amat berat sekali. Setiap niat pikiran yang timbul adalah demi kebahagiaan diri sendiri, ini adalah kesalahan yang amat besar.   

Catvari prahanani (Empat upaya benar), juga terdiri dari 4 butir, yaitu :

1.    Niat jahat yang telah muncul harus segera dilenyapkan.

Setiap hal yang menguntungkan diri sendiri dan merugikan orang lain adalah kejahatan, harus dilenyapkan, mulai sekarang dan selanjutnya takkan mengulanginya lagi. Niat dan perbuatan jahat, akibatnya adalah jatuh ke tiga alam penderitaan. Jika dapat menghentikan niat dan perbuatan jahat, sejak itu takkan mengulanginya lagi, maka jalinan jodoh buruk tidak ada lagi, juga takkan jatuh lagi ke tiga alam penderitaan. Dengan melenyapkan jalinan jodoh buruk maka jalinan jodoh baik akan berkembang.

2.    Niat jahat yang belum muncul harus dicegah supaya tidak timbul.

Niat, perbuatan dan ucapan jahat harus setiap saat dicegah, agar jangan sampai muncul, tetapi jika tidak memahami teori dipaksa juga sulit untuk bisa mengamalkannya. Dengan perkataan lain, kesabaran itu ada batasnya. Tetapi jika teori dan pengamalan sejalan maka kesabaran itu jadi tiada batasnya. Teori bisa dipelajari dari sutra, dan pengamalan yang terbaik adalah melafal Amituofo. Sebagai orang awam yang memiliki tabiat berat sejak kalpa yang tanpa awal, niat jahat bisa muncul setiap saat, kadang kala malah tidak bisa mengendalikannya. Maka itu begitu niat pikiran itu muncul segera melafal Amituofo, maka niat buruk itu takkan berlangsung lagi. Sepatah Amituofo adalah pencerahan.

3.    Niat baik yang belum muncul harus dibangkitkan keluar

Di dalam sutra, Buddha mengajari kita begitu banyak Dharma bajik, tetapi kita masih belum terpikir untuk mengamalkannya. Sutra harus selalu dibaca sehingga bisa menghafalnya, mengingatnya di dalam hati, ketika bertemu dengan suatu kejadian, dengan sendirinya Ajaran Buddha akan mengalir keluar.

Jaman dahulu kala, hubungan antara sesama manusia masih baik. Masyarakat tempo dulu membaca kitab klasik ajaran insan suci dan bijak, mengingat ajaran mereka, takkan berani melanggarnya. Buddha Dharma tersebar ke Tiongkok sudah dua ribu tahun lamanya, masyarakat Tiongkok mulai menggunakan Ajaran Buddha sebagai standarnya, bahkan pada permulaan pemerintahan Tiongkok Nasionalis, setelah terjadinya “Gerakan 54” yang terjadi pada tanggal 4 Mei 1919, Ajaran Buddha berhasil mengalahkan Ajaran Konfusius, masyarakat tidak lagi membaca buku klasik ajaran Konfusius, pandangan yang mengatakan Ajaran Buddha adalah kepercayaan takhayul juga sudah dihapus.

Pada era tersebut, yang paling efektif adalah yang dibabarkan Buddha tentang fakta sesungguhnya dari alam semesta dan kehidupan manusia, jadi bukanlah kepercayaan takhayul belaka, juga bukan kepercayaan yang cuma menasehati agar berbuat kebajikan saja, Ajaran Buddha merupakan ilmu pendidikan yang tertinggi tiada taranya.

Ajaran kitab klasik kuno Tiongkok juga disebarluaskan secara besar-besaran. Pada awal tahun 40 pemerintahan Tiongkok Nasionalis (1951 penanggalan masehi), di Universitas Nasional Taiwan, ada beberapa dosen memberi sumbangan besar dalam menyebarluaskan ajaran Tiongkok kuno. Pada saat itu di Taipei ada sebuah perpustakaan seni dan budaya, yang khusus mencetak buku-buku kitab Tiongkok kuno, kemudian perusahaan percetakan komersial juga mencetak “Siku Quanshu (koleksi dari buku-buku yang dihimpun sepanjang masa Dinasti Qing)”.
  
Bahkan mereka juga berhasil mencetak Tripitaka, kepulauan Taiwan telah memberi sumbangsih yang amat bermakna dalam pekerjaan melestarikan kitab-kitab kuno. Meskipun peredarannya luas, jika tidak ada yang sudi membacanya juga tiada gunanya. “Siku Quanshu” memiliki bobot yang terlalu besar dan luas, meskipun harus menghabiskan sepanjang hidup, juga takkan usai dibaca, saya sendiri berpikir bagaimana kalau diambil petikan yang penting saja, terutama pada jaman sekarang para praktisi juga memerlukannya untuk membina diri, yang mengembangkan etika moral, saling menghormati dan memaafkan, pelajaran yang penting bagi perdamaian dunia, “Siku Quanshu” merupakan keperluan yang mendesak bagi seluruh umat manusia di dunia ini. Setelah dipetik lalu dikliping dan dijadikan satu buku, kemudian disebarluaskan ke seluruh pelosok dunia, membawa manfaat yang tak terhingga bagi orang banyak.  

4.    Niat baik yang sudah muncul harus dikembangkan terus

Kebajikan yang sudah dilakukan harus dilanjutkan terus, jangan sampai mengalami kemunduran.


Kelompok ketiga dari Bodhipaksika adalah Catvara-rddhipadah (Empat kekuatan batin) yang juga terdiri dari 4 butir.

1.    Chanda rddhipada (Keinginan)

yakni dalam kehidupan keseharian haruslah tahu merasa cukup, dengan merasa cukup memperoleh pembebasan, dalam mengejar kesenangan dan materi, tidak ada yang tidak menciptakan karma buruk, meskipun memiliki pahala juga sudah dipotong.

Jika dapat mengubah sudut pandang, menciptakan berkah buat masyarakat, tentunya kebahagiaan akan mudah diraih. Jika hanya untuk kepentingan diri sendiri saja maka tentunya akan merisaukan keinginan untuk memperoleh dan takut kehilangan. Karena kehilangan maka mendatangkan penderitaan, jika tujuannya adalah demi orang banyak, maka bila usaha itu mengalami kegagalan, maka ini berarti khalayak ramai tidak memiliki berkah, maka hatipun takkan ada penyesalan.

2.    Viriya rddhipada (Ketekunan)

 Ini dapat diartikan sebagai “senantiasa berada dalam sukacita”, dalam melatih diri ada pencapaian, sehingga hati merasa bersukacita.

3.    Citta rddhipada (Pikiran)

yakni mengandung makna “ketenangan hati”.


4.    Vimamsa rddhipada (Perenungan)

Manusia yang benar-benar hidup bahagia di dunia ini adalah mereka yang tidak menyia-nyiakan sepanjang hidupnya, hidup dengan bernilai, punya makna, tak lain adalah melafal Amituofo bertekad lahir ke Alam Sukhavati mencapai KeBuddhaan. Persoalannya adalah bagaimana agar hati dapat berdiam di dalam Pintu Dharma Tanah Suci.

Sebagian orang yang setelah mendengarnya juga tidak sanggup menerimanya, mengira bahwa di dalam Ajaran Mahayana masih ada pintu Dharma yang lebih luar biasa daripada yang satu ini, maka itu lebih baik berusaha keras untuk belajar beraneka ragam dan berpengetahuan luas, salah tafsir bahwa ini dapat membantunya dalam melatih diri.

Ini dikarenakan dia belum memiliki pemahaman yang jelas dan benar, andaikata dalam kehidupannya ini dapat bertemu dengan guru yang baik, dan rekan melatih diri yang baik, saling berdiskusi maka masih memiliki harapan untuk berhasil, tetapi semua ini merupakan jodoh yang tidak bisa dipaksakan.

Andaikata tidak berjodoh bertemu dengan kalyanamitra, apa yang harus dilakukan?  Pada era sekarang ini, guru sesat yang mengkhotbahkan Dharma, banyaknya seperti pasir di Sungai Gangga. Jika sempat bertemu dengan guru sesat lalu disesatkan olehnya, kemudian kelak ketika bertemu Dharma Sejati malah menfitnahnya, tidak tahu membedakan mana yang benar dan mana yang salah, orang begini akan menerima kerugian besar, sungguh mengerikan.

Maka itu belajar pada masa kini harus hati-hati dan mawas diri, yang pertama harus mengenali inti dari Ajaran Buddha, satu-satunya cara adalah membaca sutra, ada orang yang bertanya padaku, bagaimana cara melangkah masuk ke Pintu Dharma Tanah Suci, saya menjawab terlebih dulu membaca Sutra Usia Tanpa Batas, sehari tiga kali, baca dulu selama tiga tahun, setelah habis dibaca sebanyak tiga ribu kali, maka akan memahami bagaimana cara memperlakukan orang lain dan menangani urusan, dalam kehidupan keseharian hatipun jadi tenang, bersukacita dalam Dharma. Dengan demikian melafal sepatah Amituofo barulah bisa efektif.

Tiga kelompok pertama dari Bodhipaksika ini, sejak semula sudah berhasil dilatih oleh penduduk Alam Sukhavati. Master Ou Yi dalam menulis Penjelasan Amitabha Sutra ini ikut mempertimbangkan para praktisi awam di era mendatang, 12 butir di atas amat membantu bagi praktisi pelafal Amituofo.

Alasan mengapa ketrampilan melafal Amituofo tidak efektif adalah karena telah mengabaikan 12 butir tersebut. Melenyapkan niat pikiran yang mementingkan diri sendiri, menciptakan berkah bagi masyarakat luas, melepaskan kemelekatan pada jiwa dan raga, tahu berpuas diri dan senantiasa bersukacita, hati damai karena tidak menentang nurani, membangkitkan keyakinan dan tekad melafal Amituofo, mana mungkin ada alasan gagal terlahir ke Alam Sukhavati.


Dipetik dari : Buku Ceramah Master Chin Kung
Judul : Penjelasan Amitabha Sutra Karya Master Ou Yi



佛說阿彌陀經要解講記
(十五)

 「五根等者,三十七道品也」。此句為總說。經中只說「五根、五力、七菩提分、八聖道分」四種土,三十七道品共有七種,蕅益大師又把其餘三種補說出來,這三種是「四念處、四正勤、四如意足」。通常我們只知道三十七道品是小乘法,其實它通大小乘。佛在涅槃經中說,假如有人能觀八正道,就能明心見性,此即說明三十七道品是大乘法。龍樹菩薩在大智度論中說,三十七品無所不攝,無量道品均在其中。也說三十七道包括整個大乘佛法。西方是圓頓大乘,焉有小乘。「四念處」屬觀智,一般人常講宇宙人生觀,其中有迷有悟,「念」是智慧的觀察,不是念頭,「處」是所觀的境界。此四念處、四正勤、四如意足對初機學人有很大助益,常說修學很久,念佛、參禪、持咒、修定,工夫均不得力,原因是疏忽了這三種修學基本方法。但佛在經中為什麼不說這三種而由五根五力說起?因為五根五力是西方人修行的,他們對於前三種早已修過了,不必再說。但是對於我們初學實有說明之必要。四念處是(一)觀身不淨。身不乾淨,修行人利用身體成就道業,不要溺愛他,而世間人利用它造業,實太可惜。身體排泄出來的東西都不乾淨,觀自己的身體不淨,不會貪愛,怎麼會貪愛別人的身體。身心世界一切放下要由自身作起,不再為這個身體操心,才能善於養生,會養生者疾病少,可得長壽。人的身體與整個宇宙是一,能順其自然必健康。例如飲食冬天要吃涼的,夏天要吃熱的。現在人相反,與自然完全不相應,所以毛病百出。中國古書禮記月令篇,講生活起居,一年四季十二個月每月吃什麼都有詳細記載,吃的方法與燒什麼柴火,都有詳細規定,這些幾乎失傳。佛法養生的原則,視身體如同一部機器,身要動,心要靜。現在一般人身不動,養尊處優,而心則一天到晚胡思亂想,恰恰相反。

西方人金剛不壞身,不需要飲食,故無疾病。(二)觀受是苦。人的一生奮鬥為了什麼?得到什麼?到了晚年更苦,活得無聊。美國老人公寓照顧老人生活算是週到,但亦難免疾病纏身,受床笫之苦,只坐吃等死而已。佛說三界均苦。有時亦有樂,但是樂的時間不長,樂後仍苦謂之「壞苦」,不苦不樂是「行苦」,遷流不息,變化無常,這是真話。學佛人生活不同,有一個光明的未來遠景。念佛身心清淨,讀經會開悟。何況經中說:「憶佛念佛,現前當來,必定見佛。」彭際清居士,所寫往生傳中在家男女居士臨終時預知時至有不少人,大約在明末清初時代。近四十年來在台灣親眼所見,親耳所聞,站著走的,坐著走的,事實俱在,絕非虛構。(三)觀心無常。世人最苦的就是念頭停不下來,這是無始劫來的習氣,也是六道輪迴之因。佛教法門雖多,目的均是修定,方法不同,目的則一。定是本心,念頭是妄心,如何把妄心去掉,恢復本心,這是真工夫。妄心是一切妄想煩惱的根源,不但在清醒時持續不斷,夜間睡覺會作夢,妄心剎那生滅,看一切境界都是生滅的。佛在經中說一切法不生不滅,我們看不出來。佛用不生滅的定心看一切法不生不滅,我們是以生滅心看一切法,所以一切法均有生滅,如一切動物均有生老病死。佛說不生不滅是真的,生滅是假的。沒有念頭是一心,一心所見的是真的,乃是一真法界,動了念頭所見的是十法界。妄心無常,應捨棄,要認真修定,西方世界的人都保有常住真心。常住是不動,我們習氣重,加以環境誘惑,難以常住不動。

(四)觀法無我。四念處前三種是屬於我們本身的人生觀,第四種是宇宙觀,「觀法無我」之「我」字是「存在」義,金剛經說:「凡所有相,皆是虛妄。」又說:「一切有為法,如夢幻泡影。」這就是觀法無我。一般人認為一切法都是真有的,所以起了貪瞋痴慢諸多煩惱。愚昧之人認為身是真的,一切萬物也是實有的,所以盡情奪取,造作十惡,毫無顧忌,但是造業必有果報。後世償還起來,恐怕要披毛帶角。腦筋清醒者不造惡業,他知道人生在此,一切受用皆有定數,不再妄求。更聰明者認為命運雖有定數而行善可以改造。有大智慧者更能超越三界,永脫輪迴。四念處是說明宇宙人生的真相,學佛人絕無憂慮,不為自己將來打算,斷惡修善,一切造作不為自己而為大眾設想,如此行之,生活環境必日漸好轉,縱然宿命中有冤家對頭,到頭來也變成好友,一切障礙也逐漸化解。生活務求節儉,能省一分即能幫助他人一分。這是可以作得到的,並非高調。我們因為疏忽了這四種修持,功夫不得力,智慧不開,三昧不成。倘留意及此,放下身心世界,捨己為人,不但工夫得力,而且福慧增長,信心愈強,在生活體驗中能得到感應,絕對真實不虛。

《解》四正勤。一已生惡法令斷。二未生惡法令不生。三未生善法令生。四已生善法令增長。四如意足。一欲如意足。二精進如意足。三心意足。四思惟如意足。

三十七道品分為七大類,又稱為七科。第一個是四念處,四念處是用智慧觀察宇宙人生,就是看破,看破後若不積極斷惡修善,就變成消極,所以再說第二科四正勤。「正」是勤奮的斷惡修善。善惡的標準古今中外不同,頗有出入,應以佛法為準。佛法以戒律為準,戒與善不同。善的目的是得福,戒的目的是得定,戒可以出三界,而福報則否。經論講證羅漢果即超出三界,其所證的是九次第定,謂之出世間禪定。其餘四禪八定謂之世間禪定。佛在大乘經中說過,凡與自性相應者是善,與自性不相應者為惡。此標準太高,下手也難,若以淨宗言之,下手並不難。

佛號是性德的名號,念一句「阿彌陀佛」就是「稱性起修,全修即性」。念佛人真正知道此中道理者不多,聲聲佛號都與自性相應,念佛是善中之善,止於至善。如不能達到此種境界,亦可退而求其次,以戒律為準則,持戒即現代人所說的守法,戒是禁戒,律是法律。佛為我們所制定的戒律與世間法律不同,世間法律是維繫倫常道德,保持社會安定和平,佛法的戒律是要叫眾生出三界脫輪迴,目的不同。世間法律條文每隔若干年必須修訂,因社會變遷很大,古今中外法律均不同。佛的戒律,千古不變,因其超越時空,佛在三千年前所制定的戒律適合那個時代的人,助其得定開慧了生死出三界,今天依據從前的戒律修持,依然可以得定開慧了生死出三界。

佛門常說的三聚淨戒,戒律中有一大部份講威儀,即日常生活的規範。例如出家人具足戒有二五○條,其中真正戒律不多,只有四重戒,殺盜淫妄,接著有十三條叫僧殘戒,共十七條是戒律,其他皆有關威儀,處世待人接物,日常生活,飲食起居,這些亦等於一個紀念性的文件,因為我們現在的生活與古時印度人完全不同,要了解真正戒律的精神,然後才能知道如何持戒,在運用方面,要遵守現代人的法律風俗習慣,入境隨俗,到任何國家,應與其文化背景,風俗習慣,求其適應。一到其他地區即能與該地區融成一片,不至於發生誤會。佛說,凡是自利的都是惡,凡是利他的都是善。拜佛拜菩薩雖亦稱善,而所得的是福,如果要想得定了生死出三界則不可能。在經論中讀的很多,三界六道輪迴是自己造的,主要原因就是我執,起心動念都有我,我的家庭,我的財產,這是製造輪迴之因,若把念頭轉一轉,想社會國家世界一切眾生,心量擴大,我執漸漸淡了,慢慢再把我執去掉,六道輪迴就沒有了。念佛人為什麼臨終時不能往生,即是貪戀自己的家人眷屬財產事業,捨不得,死了之後當一個守屍鬼。在美國聽說有許多鬼屋,死了之後還捨不得離開這間屋子。此皆我執太重。念念為自己幸福著想乃大錯特錯。

四正勤有四項,茲分別述之。(一)「已生惡法令斷」。凡自利損人之事皆惡,一定要斷掉,從今以後不再作。惡念惡行,果報在三惡道。如已作惡念惡行而從此不再作,惡緣沒有了,也不會再墮三塗。因果不能抵銷,「因」不能掌握,「緣」可以掌握。惡緣斷掉,善緣令其增長,預期的果報即可得到。(二)「未生惡法令不生」。惡念惡行惡口時時刻刻防範,令其不生,必須事理兼顧,如理論不透徹,在事上儘量壓,很難作到。換言之,忍耐是有限度的,如理與事融化,則忍耐是無限的。理要讀經,事上最好是念佛。我們是凡夫,無始劫來的習氣不斷,妄念惡念隨時會起來,有時控制不住。念頭一起,立時念佛,惡念即不會繼續。一句佛號就是覺。

(三)「未生善法令生」。佛在經中說了許多善法,我們未想到亦未作到。佛經要常讀,且須讀熟,記在心裡,遇到境界現前,佛的教訓油然而生。古時生活安定,人際關係好。讀聖賢書,把聖賢的教訓,牢牢記在心上,不至於違逆太多,佛法傳來中國已有二千年,民間亦以佛的教訓奉為標準,民初五四運動以後,打倒孔家店,儒家書不讀了,佛法屬宗教是迷信也捨棄了,生活標準無所適從。在此時代,特別有效的是佛法所講的宇宙人生的真相,絕不是神道設教,也不是宗教勸善,實在是至高無上的教育。中國古聖先賢的教訓非常寶貴亦甚多。民國四十年初期,台大有幾位教授對於固有文化之保持並發揚光大皆甚出力。當時台北有一個藝文圖書館,主持人是一位台大教授,專印我國古籍,後來商務印書館也把四庫全書印出,世界書局亦將四庫薈要印出。大藏經亦印出數版,台灣寶島對維護古籍工作確有貢獻。雖然出版甚豐,如無人讀與廢紙有何不同?四庫份量太大,一個人一生都看不完,我有一個設想,即將書中精要的文句摘錄下來,尤其我們現在社會最需要的修身齊家,倫理道德,互相諒解,和平共存之訓誡,對整個人類都是迫切需要的。會集之後,編成小冊子,流通於世,對大眾有莫大的利益。

(四)「已生善法令增長」。已經在作的善事,令其繼續增長,不使衰退。

「四念處」是「看破」,「四如意足」是「放下」。放下就自在,如意是「回頭」,佛家說回頭是岸,過去富貴人家手上常拿著一個如意,如意的頭是回過來的,乃是表法,要懂得「回頭」。佛講了四件事,第一個是「欲如意足」。欲是欲望,無論物質精神均應知足,知足即得自在,生活享受不必過份追求,追求物質,沒有不造業的,縱然有福報,也要打折扣。如把念頭轉過來,為社會大眾造福,則樂在其中。如只為自己追求,必有得失,有失必痛苦,如為大眾,不成就是大眾無福,於心無愧。第二「精進如意足」。此句以現代話解釋就是「常樂」,在修持上有領悟,無論進多進少,心中必感快樂。第三「心如意足」,有的譯為念如意足。即「心安」之義,凡事但求心之所安。第四「思惟如意足」,即「理得」之義。世間最有真實幸福之人,即是一生不空過,活的有價值、有意義,無過於念佛往生圓成佛道。問題在如何把心安住在念佛法門上。一般人聽後不能接受,以為大乘經論中還有更殊勝的法門,何不儘量廣學多聞,有助於修行。此種構想實因他對理論尚未盡明瞭,在一生中如能遇到好老師,與好的同修道友,互相磋磨,還有希望成就,但是可遇而不可求。如遇不到善知識,又將如何?在現在這個時代,邪師說法如恆河沙。遇到邪師受它誤導,先入為主,再遇正法,反生抗拒,無能力辨別是非真妄,要吃大虧,甚為可怕。此時修學,不能不小心謹慎,第一必須認識佛法的本質,佛法是對九法界一切眾生至善圓滿的教育。佛四十九年所說一切法,其內容即是說明宇宙人生的真相,真相明瞭,理得心就安了,唯一方法即是讀經,古人從讀誦經典入門,一般以五年為期,由老師指導,各宗派不同,如學華嚴即讀華嚴經,不熟即無法觀照。近年來有人問我如何入門?我說,讀無量壽經每天三遍,先念三年,三千遍念完,即知如何待人處世,在生活方面即能心安理得,法喜充滿。念這一句佛號才能得力。

以上三科在此經中未提,就習慣說,說後面即包括前面,不說亦在其中。其次此三科十二條西方人早已修行圓滿。大師註經仍然要提到乃是為了後世眾生。此十二科對念佛人有很大的幫助,念佛工夫不得力,其主要原因就是疏忽了這十二個科目的修學,所以念佛人對此十二科要特別留意,把利己的念頭斷掉,把利他的念頭,時時提起,造福社會,放下身心世界,知足常樂,心安理得,信願持名,那有不往生的道理。


文摘恭錄 佛說阿彌陀經要解講記
淨空法師講述