Senin, 26 Oktober 2015

Penjelasan Amitabha Sutra 15C



Penjelasan Amitabha Sutra Karya Master Ou Yi
Bagian 15C

Kelompok keempat dari Bodhipaksika adalah Pancendriyani (Lima akar). Kata “akar” di sini adalah perumpamaan, ibarat rumput dan pepohonan yang mempunyai akar sehingga dapat tumbuh berkembang, dapat menumbuhkan keyakinan terhadap Ajaran Buddha maka itu disebut sebagai akar.

Lima akar ini adalah “Sraddha (keyakinan), Virya (ketekunan), Smrti (perhatian), samadhi (konsentrasi) dan prajna (kebijaksanaan)”.

Berikutnya adalah Lima kekuatan (Panca Balani) juga terdiri dari lima butir yang serupa dengan Lima akar di atas.

Di dalam Amitabha Sutra, Buddha Sakyamuni membabarkan bahwa penduduk Alam Sukhavati, tak peduli asalnya dari mana dan berada pada tingkatan ke berapa, seluruhnya juga harus mempelajari lima butir berikut ini yaitu :

1.    Sradha indriya (keyakinan)

Yakin adalah yakin pada ajaran yang benar, beragam pintu Dharma yang dibabarkan oleh Buddha Sakyamuni adalah ajaran benar, tetapi harus disesuaikan dengan kemampuan masing-masing individu. Ibarat masuk ke apotik, ratusan bahkan ribuan jenis obat merupakan penawar sakit, asalkan pasien diberikan obat yang cocok dan tepat maka penyakit akan segera sembuh.

Praktisi senior jaman dulu selalu mengingatkan kita agar memilih pintu Dharma yang cocok buat diri sendiri lalu menfokuskan pada satu pintu Dharma dan mendalaminya, inilah yang disebut sebagai mempunyai akar, tetapi jika berhati dua, tidak punya ketetapan hati, belajar sekaligus dua aliran, contohnya belajar Aliran Sukhavati dicampur dengan Zen atau Aliran Sukhavati dicampur dengan Tantra, ini yang namanya tak punya akar.

Keyakinan yang berakar akan membawa pada ketekunan.


2.    Virya indriya (ketekunan)

Dengan ketekunan, tidak lelah, tidak malas melatih diri maka akan diperoleh kebahagiaan dalam Dharma, dan  ini akan mengembangkan prajna (kebijaksanaan).


3.    Smrti indriya (Perhatian)

Siang malam 6 periode waktu senantiasa melafal Amituofo, sama sekali tidak ada bentuk-bentuk pikiran yang berbaur di dalamnya, dengan demikian barulah pelatihan diri jadi efektif. Kekotoran batin akan semakin berkurang, hati semakin suci dan kebijaksanaan kian berkembang, ini adalah hasilnya.

Membaca sutra kian hari kian mengerti, semakin membaca semakin menemukan makna-makna yang tersirat, ketrampilan melatih diri yang semakin mendalam, pemahaman semakin meluas.


4.    Samadhi indriya (konsentrasi)    

Menfokuskan pikiran dan takkan membiarkannya berkhayal.

5.    Prajna indriya (kebijaksanaan)

Bagi sebagian orang, satu metode melafal Amituofo ini, dirasa masih kurang cukup, jadi harus belajar lebih beragam lagi. Saya mengajari orang agar menfokuskan diri pada satu sutra saja sudah cukup, karena saya melihat banyak praktisi yang saat menjelang ajal bisa mengetahui kapan waktunya Buddha Amitabha datang menjemput, bahkan terlahir ke Alam Sukhavati dengan bebas tanpa rintangan, mereka ini semasa hidupnya tidak pernah membaca satupun buku sutra.

Maka itu bisa dilihat bahwa satu buku sutra sudah cukup, jika sudah banyak maka tidak terfokus lagi. Lalu kenapa Buddha Sakyamuni membabarkan begitu banyak Pintu Dharma? Oleh karena Buddha tidak hanya menyelamatkan dirimu seorang saja. Apalagi di dalam sutra Aliran Mahayana disebutkan bahwa “bila bisa berhasil menguasai satu sutra saja berarti bisa memahami semua sutra lainnya”.

Seperti Guru sesepuh ke-6 Aliran Zen (Aliran Dhyana), Master Hui Neng, beliau tidak pernah membaca satupun sutra. Bab pertama dari Sutra Altar menjelaskan tentang riwayat Master Hui Neng, beliau adalah seorang penjual kayu, suatu hari ketika sedang mengantar kayu kepada pemesannya, tiba-tiba dia mendengar ada orang yang sedang membaca Sutra Intan, begitu mendengarnya dia langsung tercerahkan.

Kemudian dia memutuskan untuk pergi ke Kabupaten Huangmei untuk berguru pada Guru sesepuh Aliran Zen yang ke-5, tetapi guru sesepuh ke-5 malah menugaskannya bekerja di dapur.

Suatu hari ketika guru sesepuh ke-5 hendak mencari penerusnya, murid senior yang bernama Shen Xiu segera menulis sebait puisi. Setelah mendengar isi puisi karya Shen Xiu, Hui Neng lalu membuat sebait puisi yang lebih sempurna, sehingga kemudian guru sesepuh ke-5 mewariskan jubah dan patra kepadanya dan Hui Neng resmi menjadi Guru sesepuh Aliran Zen yang ke-6.

Pada saat itu Hui Neng baru berusia 24 tahun, guru sesepuh ke-5 menyuruhnya agar segera pergi ke tempat lain untuk menyembunyikan diri. Di tengah perjalanan Hui Neng bertemu dengan Bhiksuni Wujin Zang, yang memohon bimbingan atas Mahaparinirvana Sutra.

Master Hui Neng yang tidak mengenal aksara, meminta Bhiksuni Wujin Zang untuk membaca bait sutra tersebut. Setelah mendengarnya, Master Hui Neng memberi penjelasan kepada Bhiksuni Wujin Zang.

Kemudian ada lagi Master Dhyana yang bernama Fa Da, yang membaca Saddharma Pundarika Sutra sebanyak tiga ribu kali tetapi masih belum juga mencapai pencerahan. Saddharma Pundarika Sutra terdiri dari tujuh bagian, membaca tiga ribu kali memerlukan waktu sepuluh tahun.

Master Fa Da meminta bimbingan pada Master Hui Neng, Master Hui Neng berkata, “tolong bacakan buat saya”. Ketika Master Fa Da baru membaca sampai bab kedua, Master Hui Neng sudah mampu menjelaskan makna sutra kepada Master Fa Da. Setelah mendengar penjelasan dari Master Hui Neng, Master Fa Da mencapai pencerahan.

Bila satu sutra berhasil dikuasai maka semua sutra bisa dipahami, maka itu buat apa begitu repot belajar beraneka ragam. Meskipun hanya mengandalkan sepatah Amituofo ini saja, dilafal hingga mencapai “Pikiran terfokus tak tergoyahkan”, maka samadhi dan prajna juga muncul di hadapan.

Samadhi tercapai takkan tergoyahkan lagi oleh kondisi luar, Prajna tercapai maka dapat memahami segalanya dengan jelas.

Orang pintar takkan melakukan hal-hal yang bodoh, menghabiskan banyak waktu untuk belajar beraneka ragam tapi tidak terfokus.


Kelompok ke-5 dari Bodhipaksika adalah Panca Balani (Lima kekuatan). Kekuatan di sini maksudnya adalah setelah melatih diri memperoleh ketrampilan. Ibarat pohon yang tumbuh besar akan memiliki kekuatan. Kelompok ini juga terdiri dari lima butir yaitu

1.    Sradha bala (Kekuatan keyakinan)

2.    Virya bala (Kekuatan ketekunan)

Sebagian orang dalam mengerjakan sesuatu akan mudah malas dan mundur. Praktisi yang melatih diri adalah banyak tetapi yang berhasil hanyalah sedikit, alasannya adalah malas dan mundur. Jika di dalam pelatihan diri (non duniawi) bisa tekun dan tidak mundur maka dalam urusan duniawi sudah jadi mudah.

Master Yin Guang berkata bahwa saat melafal Amituofo timbul bentuk-bentuk pikiran adalah hal yang biasa, tidak usah dipedulikan, biarkan saja berlalu, jangan dipedulikan, pusatkan perhatian pada lafalan Amituofo.

Sebagian praktisi mungkin melafal Amituofo selama satu batang dupa (sekitar satu setengah jam), ada timbul 3 atau 5 bentuk pikiran, maka ketrampilannya ini sudah amat lumayan, ketrampilan begini membutuhkan waktu tiga tahun lamanya, tetapi jika tidak serius melatih diri, maka meskipun 30 tahun berlalu juga tidak bisa.

Apabila sudah memahami kenyataan yang sesungguhnya, maka pasti akan menempatkan usaha terlahir ke Alam Sukhavati sebagai persoalan terbesar dan utama sepanjang hidup ini. Harus tekun, meskipun tidak makan tidak tidur bukan persoalan tetapi tidak melafal Amituofo adalah masalah besar.

Di dalam masyarakat ini, penderitaan terlalu banyak, kerisauan juga tiada jalan penyelesaiannya, segala khayalan, kemelekatan dan berperhitungan juga takkan menyelesaikan permasalahan. Terutama hidup pada era sekarang ini, sehingga kita merasakan siksaan dunia, jika tidak membulatkan tekad terlahir ke Alam Sukhavati maka hanya akan terus melanjutkan penderitaan demi penderitaan.

3.    Smrti bala (Kekuatan perhatian)

Dengan kekuatan perhatian (Smrti bala) menumpas segala kesesatan. Pintu Dharma Aliran Sukhavati merupakan metode yang mudah dan praktis, hanya dengan menfokuskan pikiran melafal Amituofo, membulatkan tekad terlahir ke Alam Sukhavati, inilah Smrti bala (kekuatan perhatian).

4.    Samadhi bala (Kekuatan konsentrasi)
5.    Prajna bala (kekuatan kebijaksanaan).

Samadhi bala (Kekuatan konsentrasi) adalah pikiran yang terfokus dimana bentuk-bentuk pikiran takkan bermunculan. Pikiran yang terfokus akan mempunyai kekuatan, pikiran yang terpencar takkan memiliki kekuatan.

Yang dimaksud dengan pikiran benar adalah “membangkitkan keyakinan dan tekad melafal Amituofo”, yang juga seperti yang diucapkan oleh Bodhisattva Mahasthamaprapta sebagai “mengendalikan enam landasan indriya, dengan pikiran suci melafal Amituofo berkesinambungan”. Dengan demikian Smrti indriya (akar perhatian) barulah jadi sempurna.

Samadhi (konsentrasi) dapat menumpas klesa (kekotoran batin). Dengan prajna (kebijaksanaan) melenyapkan kekotoran batin.

Dari tingkatan kesucian pertama Aliran Theravada, yakni Srotapanna hingga Bodhisattva calon Buddha Aliran Mahayana juga tak terpisahkan dari Lima akar (Panca indriyani) dan Lima kekuatan (Panca balani).


Dipetik dari : Buku Ceramah Master Chin Kung
Judul : Penjelasan Amitabha Sutra Karya Master Ou Yi



佛說阿彌陀經要解講記
(十五)


《解》五根者。僧正道及助道法。名信根。行正道及諸助道善法。勤求不息。名精進根。念正道及諸助道善法。更無他念。名念根。攝心在正道及諸助道善法中。相應不散。名定根。為正道及諸助道善法。觀於苦等四諦。名慧根。

此是三十七道品中之第四科。「根」是比喻,如草木之有根,有能生長、能保持義,故稱為根。共有五條即「信、進、念、定、慧」。下面五力,其名稱完全相同。佛在彌陀經上說,西方世界的人,無論由何處往生,品位高下,均須修學此五條。(一)信根。信是信正道,佛所說許多法門都是正道,但並不能適合一切人的根機。如入藥舖,千百種藥劑均屬良藥,對症下藥,可以藥到病除。所以古德常常提示我們要選擇法門,一門深入。至於廣學多聞,是為別人。如要作醫生必須樣樣懂,你開的藥方是給別人吃的,不是自己吃的。修淨土的人是以信願持名為正道。淨土三經一論,其中有許多斷惡修善的方法,如觀經之三福,均屬助道法,幫助我們成就一心不亂,念佛三昧。如對此深信不疑,則為有根,聞此法門,也生歡喜心,而未下決心,信即無根,或者禪淨雙修,密淨雙修以至於密淨禪三修,均為無根。如信有根,則帶起精進。(二)進根。精進是真修。精者精純,進者不退,如有進而不精則是雜進,力量就分散,精神不能集中,信進若無根,考其原因,還是缺少前面三科十二條的良好基礎。仔細分析今天念佛不得力,精神散亂,要想身心清淨工夫得力,不得不對前面三科加以認真勤習,不疲倦,不懈怠,在學習中得到法喜發出智慧。(三)念根。念正道及諸助道善法,更無他念。二六時中常念佛名即正道法,常念佛的教誨,是助道善法,完全沒有閒雜妄念,這個念才能產生力量,自有感應。煩惱妄念少,心清淨,智慧增長,此即相應的效果。讀經比從前明白,愈念愈覺得有新的意義,新的法味,工夫愈深,體會的愈廣。(四)定根。攝心在正道及助道善法中,相應不散。菩薩位上都離不開這個修學方法。

(五)慧根。正道助道同樣重要,蓮池大師把信願持名看作正道,也視同助道,正助雙修都是信願持名,其他祖師大德有將觀經觀想觀像看作助道,這些開示對於善根非常深厚者有莫大利益,對我們並不太對症。因我們必須先了解自己身心的狀況,並且對觀經的三福,以及要解前面的三科,解行並重,才有實效。

至於有些人,對於專念一部經似嫌不夠,還要多學。黃念祖老居士教人學佛要念許多經論,他曾指定一、二十種。不過我教人要專,因為我看到有許多人到臨終時預知時至,自在往生,他們平時一部經都沒念過。可見一部經足夠,多了就雜了。我們看到浩如煙海的佛法,怎麼會不羨慕?一羨慕就迷了,所以我常講佛法是迷宮,學佛的人不能不當心,釋迦佛無意騙人,他要普度眾生,不是專度你一個人。何況大乘經中說,一經通一切經通。如禪宗惠能大師,他一部經都沒念過。壇經第一篇說他的歷史,他是賣柴的,他給人送柴,偶然聽到有人讀金剛經,他一聽就開悟。後來到黃梅見五祖,五祖叫他在廚房裏作苦工。老和尚要傳法了,弟子神秀首座作一首偈。他聽了之後把它改了,以此因緣五祖就把衣缽傳與他,他當年才二十四歲,五祖叫他逃走避難,途中遇到無盡藏比丘尼,向惠能請教涅槃經,有三十六卷之多,他說他不識字,叫無盡藏念給他聽,他聽後就給無盡藏講解,講了一部。在曹溪類乎此事者甚多,如法達禪師念法華經三千遍未開悟,法華有七部,念三千遍須十年工夫。請教惠能,惠能說,你念給我聽,他念了二品,第二品是方便品,六祖即把經中的意義說給法達,法達聽後也開悟。一經通一切經通,我們何必找麻煩。就憑這一句佛號,念到一心不亂,就是念佛三昧,定慧現前,定現前不為外界所動,慧現前對世出世法一切通達,聰明人不作笨事。我講經已快四十年,我在台中從李老師學經已有三十多種,我真正用功,只有五部經,如華嚴經我只聽了一卷,一部華嚴我也會講,法華經及地藏經均未學過,但亦講過法華大意及地藏經。禪宗經典金剛經未學過,永嘉證道歌、信心銘、大珠和尚語錄我也講了很多遍,但我都未學過。如一門深入可以得到其中精髓,尤其是阿彌陀經與無量壽經均是不可思議的大經,份量不多內容幾乎無所不包,一切法門均不能超越其範圍,若一門深入可以用最少的時間真正得到定慧。通達事理,一定要專要精,方能相應不散。「為正道及諸助道善法,觀於苦等四諦,名慧根」。凡夫有聰明而無智慧,聰明是由意識心所生,智慧是要離心意識。慧是由定生,心地清淨,能生智慧,智慧現前,對正道與助道均能認識清楚,四念處觀即是對於宇宙真相有正確的人生觀。

《解》五力者。信根增長。能破疑惑。破諸邪信。及破煩惱。名信力。

力是修行有了工夫,樹木到了長成的階段即有力量。信中有真實的智慧,觀經所說的是真理,「是心是佛,是心作佛」。此係最根本的理論,對此肯定相信不疑,今生往生即有把握。大師在彌陀要解中講信講了六個,第一要信自,所謂「自性彌陀,唯心淨土」。極樂世界與阿彌陀佛是由自己心性變現出來的,娑婆世界也是自性變現出來的,依報正報都離不開心性,心性才是真正的造物主。禪宗說「明心見性,見性成佛」,禪是用參究的方法,我們是用念佛的方法。念到事一心不亂即斷煩惱,念到理一心不亂即見性。明白這個道理,能不能往生一生成佛,能不能通達一切法門的疑惑就可以消除了。所以說「信根增長,能破疑惑」。

「破諸邪信,及破煩惱」。此處「邪信」包括一切信仰,甚至於包括佛教內的小乘聲聞緣覺權教菩薩。與大乘比較都不是正,如再往上提升,提到絕對的標準,只有念佛法門信願持名是正中之正,至於其他大乘法門皆屬正中之偏。善導大師說:「如來所以興出世,唯說彌陀本願海。」信心堅固有力,自然就能破諸煩惱,煩惱破盡,可生到方便有餘土。

《解》精進根增長。破種種身心懈怠。成辦出世大事。名精進力。

在大乘佛法中,大乘菩薩善根唯一「精進」,世間善根有三種即「無貪、無瞋、無痴」,世間六道所有一切善法皆由此三善根生出,一般人無論作什麼事,容易懈怠退轉。出世間法修的人多,而成就者少,其原因就是懈怠退轉。出世間大事都能精進不退,世間小事更不必說。自己常常怪自己工夫不得力,以念佛來說,有人念了三、五年,一點效驗沒有。印光大師說,念佛時有妄念夾雜其間,乃正常現象,不必顧慮。隨它起來,不要理會,只注意佛號,從妄念亦可以測驗自己的工夫,一般人大約在一支香(一小時半)的時間有三、五個妄念已是很好的工夫,這樣工夫需要三年,若不認真三十年也不行。若真把事實搞清,一定把求生淨土作為這一生第一件大事。必然精進,沒有飯吃不要緊,沒有衣服穿不妨事,沒有工作不重要。不念佛就不得了。以此種精神念佛,一念相應一念佛,念念相應念念佛。這個社會苦難太多,憂慮不能解決,一切妄想執著計較都解決不了問題。尤其生在這個時代,讓我們嚐到人世艱苦,不求出離,只有繼續受罪吧。

《解》念根增長。破諸邪念。成就一切出世正念功德。名念力。

前面所說錯誤的想法與見解皆為邪念,乃至於佛法亦會有同樣弊病,對修學有很大的阻力,念根得力,一切錯誤都沒有了。淨宗法門在修持方面比較簡單,愈簡單愈容易成就,一心專持彌陀名號,一心專求往生淨土,即是念有力量。其他妄念自然不生。一心有力,二心就分散了。智慧未現前,定慧未成就,其他正邪均與我無干,暫時放在一邊。「一切出世正念功德」就是「信願持名」,也是大勢至菩薩所說「都攝六根,淨念相繼」。這樣念根才能有成就。

《解》定根增長。能破亂想。發諸事理禪定。名定力。

「定」能破煩惱。「亂想」指的是「貪瞋痴慢疑」。五大類錯誤的思想,定能破之。事與理包括一切世出世法,理明白了,即理得心安。事與理均甚複雜,有一理必有一事,有一事必有一理。不可能有理外之事或事外之理。「禪定」是外不著相,內不起分別。一切事皆通達,是照見,不是研究,研究是用意識,而佛法用參究,離心意識參,識是第六識分別,意是第七識執著,心是第八識,含藏種子,離開心意識即不分別不執著,不落印象。

《解》慧根增長。能遮通別諸惑。發真無漏,名慧力。

「遮」是「止息」義,「惑」是「迷惑」,簡言之,所有一切迷惑均不出此見思、塵沙、無明三大類。此三大類變現出無量的錯誤思想見解行為以至於不同苦樂的果報。唯有真實智慧才能止息這三大類煩惱。從小乘初果到大乘等覺菩薩都不能離開這五根五力修學的原理原則。


文摘恭錄 佛說阿彌陀經要解講記
淨空法師講述