Jumat, 20 November 2015

Penjelasan Amitabha Sutra 31



Penjelasan Amitabha Sutra Karya Master Ou Yi
Bagian 31

Bait Sutra :


shè     lì        fó       nán   fāng   shì      jiè      yǒu  
            弗。                    界,       

rì        yuè    dēng  fó                míng  wén    guāng fó               
                                                           

dà      yàn    jiān    fó                xū      mí      dēng  fó               
                                                           

wú     liàng  jīng    jìn      fó                rú       shì      děng 
                                                     

héng  hé      shā     shù     zhū    fó                gè      yú     
                                                     

qí       guó             chū    guǎng cháng shé     xiàng  biàn 
                                          相,      

fù       sān     qiān   dà      qiān   shì      jiè      shuō
                                    界,       

chéng shí      yán              rǔ      děng  zhòng shēng         
                  :『                               

dāng  xìn     shì      chēng zàn     bù      kě      sī       
                                               

yì       gōng  dé      yí       qiè     zhū    fó       suǒ    
            ,                                 

hù      niàn   jīng                                
                                 

Sariputra, di penjuru Selatan ada Candrasuryapradipa Buddha, Yashprabha Buddha, Maharciskamdha Buddha, Merupradipa Buddha, Arantavirya Buddha, dan para Buddha yang jumlahnya bagaikan butiran pasir di Sungai Gangga, masing-masing Buddha berada di NegeriNya sendiri, dengan lidah fasih yang tak terhingga membabarkan Dharma ini, memenuhi tiga ribu maha ribu dunia, menghendaki supaya para makhluk dapat meyakini beragam jasa kebajikan yang tak terbayangkan dari Alam Sukhavati dan sutra yang dilindungi oleh semua Buddha.



Penjelasan :
Di penjuru selatan Buddha yang berada di urutan pertama adalah Candrasuryapradipa Buddha, yang bermakna “cahaya menyinari”, yang kedua adalah Yashprabha Buddha, dalam Bahasa Mandarinnya bermakna ketenaran. Praktisi yang tekun melatih diri hingga tingkatan tertentu, dengan sendirinya ketenaran akan datang.

Ketenaran dan keuntungan dapat mencelakai orang, apabila tidak mempunyai kebijaksanaan, maka akan tersesat, karena tersesat maka pasti akan jatuh ke alam rendah. Cahaya adalah kebijaksanaan, terhadap bahaya ketenaran dan keuntungan dapat melihatnya dengan jelas, diri sendiri harus menjauhi ketenaran dan keuntungan, barulah takkan dibahayakan olehnya.

Yang ketiga adalah Maharciskamdha Buddha, kebijaksanaan yang bercahaya, melambangkan telah menghancurkan rintangan ketenaran dan keuntungan, ketrampilan melatih diri pasti akan semakin maju, yakni memperoleh kebijaksanaan dan kegunaan dari kebijaksanan tersebut.

Praktisi jaman sekarang berbalikkan dengan praktisi jaman dulu, praktisi sekarang mengejar belajar beragam supaya berpengetahuan luas, pada akhirnya yang diketahui malah ada batasnya. Kebijaksanaan (prajna) yang sejak semula sudah ada di dalam jiwa sejati, bukanlah hasil dari pemikiran, tetapi berasal dari samadhi, kalangan Buddhisme menyebutkan bahwa dengan pengamalan sila tercapai samadhi, dan dengan samadhi maka tercapailah prajna.

Pintu Dharma Pelafalan Amituofo adalah harus melafal hingga mencapai pikiran terfokus tak tergoyahkan, dengan tercapainya pikiran terfokus maka kebijaksanaan pun diperoleh. Manfaat atau kegunaan dari kebijaksanaan ini akan diperoleh setelahnya. Ketika enam indriya mengadakan kontak dengan kondisi luar, semuanya dapat dimengerti dengan jelas, inilah yang dimaksud dengan kegunaan dari kebijaksanaan tersebut.

Yang keempat adalah Merupradipa Buddha. “Merupradipa (lentera Sumeru)” adalah perumpamaan, melambangkan melatih kebijaksanaan. Buddha Sakyamuni membabarkan bahwa lingkungan kehidupan kita adalah Dasa Dharmadhatu. Yang paling penting dari Buddha Dharma adalah keseimbangan batin, bila di dalam hati timbul sebersit niat pikiran saja, maka ini sudah tidak seimbang.

Syarat untuk mencapai tingkatan Bodhisattva adalah mengamalkan Enam Paramita, sedangkan Pratyekabuddha adalah 12 Nidana, dan Sravaka melatih Catvari-arya-satyani (empat kesunyataan mulia). Untuk terlahir di Alam Dewa/Alam Surga harus melatih Sepuluh Kebajikan, jika hanya melatih Sepuluh Kebajikan saja hanya bisa berada di tingkatan Kamaloka saja, sedangkan untuk mencapai Rupaloka harus melatih Empat sifat luhur (Catvari Apramanani) yakni maitri, karuna, mudita dan upeksa.

Untuk terlahir kembali jadi manusia harus melatih Lima Sila dengan sempurna. Bila memupuk kebajikan tetapi tabiatnya masih begitu berat, merasa angkuh dan tinggi diri maka jatuh ke Alam Asura. Yang sifatnya kikir dan tamak (lobha) jatuh ke Alam Setan, yang diliputi kebodohan (moha) jatuh ke Alam Binatang, kebencian (dosa) jatuh ke Neraka.

Kelak ke mana kita akan menuju, maka pulanglah dan renungkanlah sendiri di rumah, diri sendirilah yang paling jelas, tak perlu bertanya pada orang lain.

Praktisi pelafal Amituofo dengan tubuh (kaya) bernamaskara pada Buddha Amitabha, mulut (vaci) melafal Amituofo, pikiran (mano) memikirkan Buddha Amitabha, dengan demikian mengubah kesadaran (vijnana) menjadi kebijaksanaan (prajna). Sejak itu takkan berpikir sembarangan dan mengkhayal lagi, mengetahui bahwa segala sesuatu adalah semu dan kosong (sunyata), ibarat mimpi, khayalan, gelembung air dan bayangan.   

Yang kelima adalah Arantavirya Buddha, yang mengajari kita metode melatih diri, rintangan terbesar dalam melatih diri adalah malas dan lengah, lihatlah di dalam kisah para praktisi senior, tidak ada satupun yang malas lalu bisa mencapai hasil. Kita selalu ingin giat dan rajin melatih diri, tetapi sulit untuk membangkitkan semangat, penyebabnya adalah rintangan karma, maka itu harus memikirkan cara untuk menaklukkannya.

Di Taipei ada seorang praktisi yang berprofesi supir taksi, Upasaka Xu Qiu-xiong, dia memiliki riwayat penyakit, sehingga sulit untuk membangkitkan semangat, maka itu dia berusaha untuk menaklukannya, oleh karena alasan kehidupannya, setiap bulan dia hanya mengikuti kegiatan “pelafalan Amituofo 24 jam” sebanyak satu atau dua kali saja, setiap kali dia mengikuti kegiatan ini, melafal Amituofo hingga dua hari dua malam, sepatah Amituofo dilafal berkesinambungan tak terputus.

Semakin melafal dia merasakan semangatnya semakin bagus, setiap kali dia hanya memerlukan istirahat dua jam saja sudah bisa bekerja kembali. Kelak dia pasti dapat terlahir ke Alam Sukhavati.

Contoh lainnya adalah Upasika Qiu Xian-da, dia bekerja di  Hongkong Buddhist Education Foundation, sekarang berada di vihara Fuzhou, bertugas membagi-bagikan buku sutra secara gratis. Dia merupakan orang awam yang tinggal di vihara, setiap pagi pukul 7 atau 8 baru bangun, sedangkan anggota Sangha pukul 3 subuh sudah harus bangun, pukul 4 subuh sudah harus melakukan kebaktian pagi.

Akhirnya Upasika Qiu Xian-da merasa amat malu dan menyesal, di dalam hatinya muncul pertobatan yang mendalam. Sejak itu dia mengikuti kegiatan seperti penghuni vihara lainnya, menghadiri kegiatan pagi, giat bekerja dan tidak mengeluh capek, sehingga menuai pujian dari orang banyak.

Tidak ada rintangan yang tidak bisa ditaklukkan, asalkan memiliki kemauan dan tekad yang bulat, barulah dapat melakukannya, barulah dapat bertahan dan tidak terjerumus. Di dunia ini ada tiga akar kebajikan yakni tidak tamak (alobha), tidak benci (adosa) dan tidak bodoh (amoha), dimana segala kebajikan muncul darinya.

Dipetik dari : Buku Ceramah Master Chin Kung
Judul : Penjelasan Amitabha Sutra Karya Master Ou Yi



佛說阿彌陀經要解講記
(三十一)

《經》舍利弗。南方世界。有日月燈佛。名聞光佛。大燄肩佛。須彌燈佛。無量精進佛。如是等恆河沙數諸佛。各於其國。出廣長舌相。遍覆三千大千世界。說誠實言。汝等眾生。當信是。稱讚不可思議功德。一切諸佛所護念經。

前面介紹過東方,東方是代表佛法修學的根本。東方共五尊佛,第一尊佛是代表修學佛法的基本態度,無論修學那一個宗派法門,成敗的關鍵即在專一不動。有許多同修不能說不用功,而實在談不上成就,即因我們的心是浮動的,完全定不下來,確如古德所說心為境轉,如此絕不能修道。所以第一尊佛是不動佛,教我們無論順逆境先要學不動心。當中三尊佛是把修行的目標提出來,證得圓滿法、報、應化三身。第五尊是提供本宗修行的基本方法—持名念佛。南方屬火,表光明現象,許多人對淨土宗誤會,認為淨土宗求一心不亂,有定而無慧,殊不知一句「阿彌陀佛」不但包括戒定慧,而且是無上智慧。南方第一尊佛叫日月燈佛,即「光明遍照」義,表自性本具的究竟圓滿智慧,宇宙人生過現未無不知曉。第二尊名聞光佛,「名聞」以現代話說即「知名度」,修行人真正用功,修到相當程度,實至名歸。名利均能害人,若無智慧,往往就迷了,迷必墮落。「光」是智慧,對於名聞利養的禍害照得清清楚楚,自己必須遠離名利,才能不受其害。第三尊大燄肩佛,「燄」是火焰,智慧光明,表示突破了名利一關,所學工夫必然向上提升。此時粗具二智,根本智、後得智。此二智表左右兩肩,二智現前助佛教化。根本智是實智,智慧之體;後得智是權智,智慧之用。在般若經上說,根本智是般若無知,後得智是無所不知。我們只有妄想分別,根本沒有智慧,智慧是由定中來。若求智慧,無論何宗何派,真正善知識教人先求無知,如六祖大師說「本來無一物」,有知見一定是邪知邪見。正知是本性中之般若智慧,故稱為自然智無師智。現代人學佛恰與古德教學相反。先求博學多聞,樣樣要學,結果所知有限。自性智慧不是由思考博覽群書而來,是由定而來,佛家說因戒生定,因定開慧。念佛法門是要念到一心不亂,果然得一心,根本智就得到了。後得智是根本智的作用。六根接觸外面境界一切明瞭即後得智;實智是自受用,無知;權智是他受用,無所不知。二智均得到了,故稱大燄肩佛。自己受用的是無知,亦是無說,無說而說。無所不知是他受用,是教化眾生的,有知有說,說而無說。自己永遠在清淨寂默境界之中,幫助眾生,和光同塵,活活潑潑,方能教化一切眾生。佛門常說續佛慧命,弘法利生。無此二種智慧作不到,光是慈悲心不管用。第四尊須彌燈佛。「須彌燈」是比喻,表修慧轉識成智,須彌山為四寶所成,表示轉八識成四智。前五識眼耳鼻舌身,對外面境界的接觸,是領受。第六識是分別。第七識是執著。第八識為落印象,貯存於阿賴耶識倉庫中作為種子。古德說,好在這些種子沒有體積,否則盡虛空都容納不下。種子天天在增加,死後種子性強者先受報,平日起心動念關係至大,影響在何道投生,六道中捨身受身均依此規律而行。佛說十法界都是我們生活的環境。佛法界最重要的因素是平等性,心中起了一個念頭就不平等。作菩薩的條件是行六度。緣覺是十二因緣。聲聞是四諦。此為三界以外之四聖法界。天界是十善,單修十善只能在欲界天,色界天以上還要修四無量心,慈悲喜捨。人道是五戒,中國儒家講五常,仁義禮智信,與五戒類同,作的圓滿,來生不失人身。修善很強、又有很大習氣。貢高我慢,生阿修羅道。慳貪餓鬼道,愚痴畜生道,瞋恚地獄道。我們將來要到那一道去,自己回家冷靜的想一想就有數了,不必問旁人。以念佛法門說,就是轉識成智。身禮敬阿彌陀佛,口稱念阿彌陀佛,心想阿彌陀佛,轉第六意識為妙觀察智。從此以後不再胡思亂想,知道一切法都是空的,如夢幻泡影。轉末那識為平等性智,一切法不執著,心地平等。轉阿賴耶識為大圓鏡智,無所不知。

符按:上言轉識成智主要是六、七兩識,六、七兩識轉,則第八識亦隨之而轉為大圓鏡智,前五識眼耳鼻舌身亦隨轉為成所作智。此四智名詞依成唯識論解釋(一)如來為欲利樂諸眾生故,普於十方世界,示現種種神通變化,引諸眾生,令入聖道,成本願力所應作事是名成所作智。(二)如來善能觀察諸法圖融次第,復知眾生根性樂欲,以無礙辯才說諸妙法,令其開悟,獲大安樂是名妙觀察智。(三)如來觀一切法與諸眾生皆悉平等,以大慈悲心,隨其根機示現開導,令其證入是名平等性智。(四)如來真智本性清淨離諸塵染,洞徹內外,無幽不燭,如大圓鏡,洞照萬物,無不明瞭是名大圓鏡智。

末後第五尊無量精進佛教我們修行方法,菩薩善根唯一精進,成就大慧。修行最大障礙是懶散。看看高僧傳、居士傳,無一懈怠懶惰而能成就者,我們很想用功,但是精神提不起來,其原因就是業障,必須設法克服。在台北有一位開計程車的同修,許秋雄居士,有病,精神提不起來,一定要想克服,因為生活關係,每月有一、二次修精進念佛,每次念佛兩天兩夜不斷,一句佛號念到底。愈念精神愈好,每次只需要休息兩個小時即可恢復工作。不要看他工作卑微,將來一定往生。另外一位是丘顯達居士,在佛陀教育基金會工作,現在住在福州廟裡,負責贈送經書。他是俗人每天七、八點起床,廟裡出家人早晨三時起床,四時作早課。他在廟中自覺非常慚愧,真心發露懺悔。現已隨眾作業,不辭辛勞,人皆稱之。沒有不能克服的障礙,自己要有堅強的志願,才能振作,幸勿自甘墮落。世間有三善根,無貪、無瞋、無痴,一切善法從此生,菩薩善根只有一個精進。


文摘恭錄 佛說阿彌陀經要解講記
淨空法師講述