Kamis, 19 November 2015

Penjelasan Amitabha Sutra 28B



Penjelasan Amitabha Sutra Karya Master Ou Yi
Bagian 28B

Sejarah mencatat Master Yongming Yanshou sebelum meninggalkan keduniawian adalah Wang Te-yu, seorang pegawai di kantor pajak, sehingga mudah memperoleh uang, dia sering menggunakan uang milik umum untuk membeli satwa lalu dilepaskan ke alam bebas, tindakannya ini akhirnya diketahui oleh atasannya dan segera membawa kasus ini ke hadapan kaisar. Kaisar Wen Mu menjatuhkan hukuman mati padanya. 

Wang Te-yu menghadapi eksekusi mati dengan tenang tanpa gentar sama sekali, mengetahui hal ini, kaisar menurunkah titah agar Wang Te-yu dibebaskan dan dibawa menghadapnya. Kaisar bertanya pada Wang Te-yu, mengapa saat akan dipenggal, air mukanya sama sekali tidak berubah, Wang Te-yu menjawab : “Satu nyawa saya diganti dengan beribu-ribu bahkan berpuluh-puluh ribu nyawa, ini sungguh pantas”.

Kemudian kaisar bertanya lagi apa yang akan dilakukan Wang Te-yu selanjutnya, dia menjawab dia berniat meninggalkan keduniawian. Kaisar bukan saja merestuinya bahkan kemudian menjadi pendukungnya.

Suatu hari kaisar mengadakan upacara persembahan dana makanan bagi ribuan anggota Sangha, memberikan persembahan dengan adil dan merata, para anggota Sangha dari berbagai penjuru segera memenuhi undangan kaisar berdatangan dan duduk di dalam ruang makan, di ujung meja makan terdapat sebuah kursi utama yang khusus disediakan untuk anggota Sangha yang spesial.

Ketika semua anggota Sangha sedang saling mengalah dan saling mempersilahkan untuk duduk di kursi utama, tiba-tiba ada seorang Bhiksu yang berpakaian tidak rapi, tanpa basa basi duduk di atas kursi utama tersebut.

Setelah acara usai, kaisar bertanya pada Master Yongming Yanshou, pada upacara dana makan hari ini, apakah ada insan suci yang menghadirinya? Master Yanshou  menjawab ada, yakni Buddha dari masa lampau, Buddha Dipankara, datang menerima persembahan dana makan. Kaisar bertanya lagi, yang mana orangnya? Master manjawab, Bhiksu yang datang dengan pakaian tidak rapi dan berani duduk di atas kursi utama.

Kaisar langsung mengutus pengawal untuk mengejar keberadaan Bhiksu jelmaan tersebut, akhirnya mereka berhasil menemukannya di dalam sebuah gua, lalu mengundangnya ke istana untuk menerima persembahan dari kaisar. Bhiksu tersebut hanya mengucapkan sepatah kalimat “Buddha Amitabha banyak mulut”, lalu memasuki ketidakkekalan.

Para pengawal segera pulang ke istana dan menyampaikan laporan pada kaisar, Bhiksu tersebut telah memasuki ketidakkekalan, saat menjelang ajal hanya mengucapkan sepatah kalimat “Buddha Amitabha banyak mulut”. Kaisar segera mengerti dan memastikan bahwa Master Yongming Yanshou adalah jelmaan Buddha Amitabha, jadi meskipun Buddha Dipankara sudah memasuki Parinirvana tapi tidak apa-apa, masih ada Buddha Amitabha, kaisar segera mengutus pengawal untuk mengundang Master Yongming Yanshou ke istana. Namun diluar dugaan tiba-tiba ada yang datang melapor bahwa Master Yongming Yanshou telah meninggal dunia.

Para Buddha dan Bodhisattva menyelamatkan para makhluk di dunia, takkan membocorkan jati diriNya, begitu identitasNya terbongkar maka Beliau akan segera memasuki ketidakkekalan. Bila jati diri telah terbongkar tetapi belum juga pergi, maka itu adalah samaran palsu.

Master Yongming Yanshou pada awalnya adalah praktisi Aliran Zen (Aliran Dhyana) dan mencapai pencerahan, saat menjelang usia lanjut, Beliau menfokuskan diri melatih Ajaran Sukhavati. Beliau menulis syair yang terkenal yakni : “Melatih metode Dhyana tanpa disertai metode Sukhavati, 9 dari 10 orang akan tersesat, saat rintangan karma muncul, maka hanya bisa mengikuti kekuatan karma”.

Pada masa tersebut, Aliran Dhyana amat berjaya, para praktisi meremehkan Aliran Sukhavati, Master Yongming Yanshou demi menyelamatkan para praktisi Aliran Dhyana, barulah mengatakan “Melatih metode Dhyana tanpa disertai metode Sukhavati, 9 dari 10 orang akan tersesat”. Ini adalah untuk menuntun para praktisi Aliran Zen agar kembali ke Tanah Suci, melatih metode Dhyana dan metode Sukhavati secara bersamaan. Ini merupakan upaya kausalya dalam kondisi terpaksa yang ditujukan kepada praktisi Aliran Zen (Aliran Dhyana).

Ada pula praktisi Aliran Dhyana yang mempunyai prestasi yang bagus, apabila dapat digabungkan dengan metode Sukhavati, maka ini akan lebih bagus lagi. Jujur saja, melatih metode Sukhavati dapat terlahir ke Tanah Suci Sukhavati, sedangkan melatih metode Dhyana sulit untuk bisa berhasil.

Melatih metode Dhyana tanpa disertai metode Sukhavati, tidak ada pemberkatan kekuatan Buddha, secara keseluruhan mengandalkan kekuatan sendiri, begitu kekuatan samadhhi hilang maka mengikuti kekuatan karma, bersusah payah melatih diri sepanjang hidup, kalau bagus hanya ditukar dengan satu masa kehidupan berkecukupan, kalau tidak bagus jatuh ke tiga alam penderitaan. Maka itu bila diamati dengan seksama, tidak terlahir ke Alam Sukhavati akan mengundang problema besar.

Praktisi pelafal Amituofo saat menjelang ajal takkan seperti sebagian besar orang awam yang panik, namun Buddha Amitabha dan para makhluk suci lainnya, akan hadir di hadapan dan menuntun si praktisi, sehingga pikirannya terfokus tak tergoyahkan dan terlahir ke Alam Sukhavati. Para makhluk pada saat menjelang ajalnya, selalu muncul penderitaan di mana pikiran mereka kacau dan kalut, sehingga mengikuti kekuatan karmanya jatuh ke tiga alam penderitaan, menjalani siksaan yang tak terungkapkan dengan kata-kata.

Andaikata praktisi tersebut saat menjelang ajalnya, kesadarannya masih bagus, meskipun dia tidak mengenal Ajaran Buddha dan belum membangkitkan tekad terlahir ke Alam Sukhavati, namun dia juga takkan jatuh ke tiga alam penderitaan.

Buddha Sakyamuni melihat berbagai keunggulan dari Alam Sukhavati makanya memperkenalkan pada kita Pintu Dharma Tanah Suci dan berulang kali menasehati kita agar membangkitkan tekad terlahir ke Tanah Suci Sukhavati, dengan tekad yang kuat pasti terlahir ke Alam Sukhavati, dengan adanya tekad yang bulat barulah dapat terjalin dengan Buddha Amitabha.

Buddha Sakyamuni membabarkan Ajaran Sukhavati sebagai metode untuk menuntun para makhluk ke Alam Sukhavati. Baik Aliran Theravada maupun Mahayana juga tak terpisahkan dari metode ini. Sebagai makhluk awam dengan rintangan karma yang berat, melatih metode pelafalan Amituofo merupakan Jalan yang aman, segenap perhatian ditumpukan ke dalam metode ini, tidak memahami teori juga bukan masalah, banyak para Opa Oma yang tidak mengenal teori hanya tahu melafal Amituofo, namun mereka bisa terlebih dulu mengetahui waktunya terlahir ke Alam Sukhavati. Bila bertanya pada Opa Oma tentang sutra Aliran Sukhavati, mereka tidak mengerti sama sekali, namun setelah mereka terlahir ke Alam Sukhavati, mereka akan jadi memahaminya.

Dengan memiliki keyakinan teguh dan tekad bulat, Buddha Amitabha datang ke hadapan si praktisi, terlebih dulu Buddha Amitabha memancarkan cahaya menyinarinya, rintangan karma si praktisi jadi terhapus, kebijaksanaannya jadi terbuka, sehingga melihat kehadiran Buddha Amitabha dan para makhluk suci lainnya, ini dikarenakan yang pertama, jasa kebajikan dari si praktisi yang melafal Amituofo dan yang kedua adalah pemberkatan dari cahaya Buddha.

Setelah terlahir ke Alam Sukhavati, setiap hari berada bersama Buddha Amitabha, di Alam Sukhavati, suara Dharma berkumandang tanpa henti, mencapai Tiga Ketidakmunduran, ini sungguh menakjubkan.

Insan yang pintar malah kalah dibandingkan dengan Opa Oma yang lugu, orang lugu tidak tahu membeda-bedakan dan melekat, hanya tahu melafal Amituofo dengan setulusnya sehingga dapat menghapus segala khayalan, perbedaan dan kemelekatan, dapat mencapai “samadhi pelafalan Amituofo”, bila ketrampilan melatih dirinya bagus dapat mencapai “pikiran terfokus tak tergoyahkan”,  kebijaksanaannya terbuka, terjalin dengan kebijaksanaan Tathagata, maka itu orang pintar malah tak sebanding dengan orang lugu.

Buddha Sakyamuni melihat bahwa Alam Sukhavati memiliki banyak keunggulan sehingga berulang kali menasehati agar kita bertekad terlahir ke Alam Sukhavati, kita seharusnya menerima dan mengamalkannya, barulah disebut sebagai siswa Buddha yang baik.


Dipetik dari : Buku Ceramah Master Chin Kung
Judul : Penjelasan Amitabha Sutra Karya Master Ou Yi



佛說阿彌陀經要解講記
(二十八)

《解》永明祖師。所謂十人九蹉路。陰境若現前。瞥爾隨他去。此誠可寒心者也。

永明延壽大師是五代末吳越王錢俶時代人,嗣天台韶國師,歿於宋太祖開寶八年,享年七十有二。歷史記載,他未出家前作小公務員,管稅務出納,常有金錢過手,他以公款放生,被上級查到,報告文穆王,判死刑。王特諭行刑時如其無畏懼心,放了帶來見我。當送至法場時,他面不改色,問他,他說:「我以一條命換了千千萬萬條命,值得。」後來帶見文穆王,王問他,日後欲作何事,他說想出家。王即成全他並作他的護法。有一天王打千僧齋,平等供僧,齋堂中排有首席座,大家謙讓,忽有一衣服不整之出家人竟高踞首席。齋後席散,王問永明大師,今天齋僧有無聖賢來臨?他說有,定光古佛來應供。問,那一位?他說就是坐在首席座位的和尚,王一聽馬上派人去找,在一個山洞中找到。侍者請其回宮應供。和尚說了一句「彌陀饒舌」就入滅了。侍者回報皇帝,和尚已圓寂,臨終只說了一句「彌陀饒舌」。皇帝想到永明大師必定是彌陀化身,定光雖圓寂而彌陀仍在,派人速請永明進宮。不意此刻突有人來報,永明大師已圓寂。諸佛菩薩在這個世間度化眾生,不會露身份,身份一露就得走。如露了身份不走乃是冒充的。永明由禪宗大徹大悟,到晚年專修淨土。他說了最有名的四料簡,其第二首:「有禪無淨土,十人九蹉路,陰境若現前,瞥爾隨他去。」在當時禪宗很盛,大家輕視淨土,他為了度禪和子,所以才說「有禪無淨土,十人九蹉路」。引導他們回歸淨土,禪淨雙修,乃是不得已對參禪人一種權巧方便的說法。有的修禪修的很好,為免傷害他的自尊心,所以說禪也很好,如再加點淨土就更好了。說真實話,修淨土可以往生,修禪很難成就。「有禪有淨土」,注意「有」字,「有禪」是大徹大悟,「有淨土」是一念中具足深信切願執持名號。有禪無淨土,十人九蹉路。前面講的圓澤禪師,是有禪,能知過去未來,尚且投入輪迴,古來如圓澤者不少。「陰境若現前」,「陰境」有二義,一為定中有魔出現,五陰魔出現,楞嚴經有五十種陰魔,現在有人告訴我,有人在打坐時,手動無法控制。他們以為是好境界,這是招魔。定是靜的,不是手舞足蹈。第二為中陰身,人死後,神識離開身體,還沒有投胎,這段時間謂之中陰身。中陰絕大多數存在時間為四十九天,家庭眷屬在此期間內,誦經念佛為其回向,他能得到益處。但其投生何處,仍隨業流轉,自己作不了主。有禪無淨土,沒有佛力加持,完全靠自己的定力,一旦定力失掉,由業力控制。強者先牽,一世修行,好的換得來生富貴,不好的流轉三塗。仔細觀察,不往生西方麻煩大了。

《解》初果昧於出胎。菩薩昏於隔陰。者裏豈容強作主宰。僥倖顢頇。唯有信願持名。仗他力故。佛慈悲願。定不唐捐。彌陀聖眾。現前慰導。故得無倒。自在往生。佛見眾生。臨終倒亂之苦。特為保任此事。所以殷勤再勸發願。以願能導行故也。

初果是小乘須陀洹,已經斷了三界八十八品見惑。入聖流,雖尚有八十一品思惑未斷,仍在三界內修行,但決定不會墮三惡道。人間天上七次往返即出了三界。如第七次到人間來,遇到佛,一定證阿羅漢果,無佛出世,他也超越三界,謂之獨覺,即辟支佛。初果到人間投胎,入胎清楚,出胎就忘記了。菩薩的智慧斷煩惱工夫大都超過小乘,惟仍有隔陰之迷,在生死輪迴過程中,菩薩與初果聖人都作不了主,何況凡夫,怎麼可能有僥倖之理,必須要靠佛的本願威神加持。「佛慈悲願」即指四十八願,願願均已兌現,念佛人臨命終時絕不會像一般凡夫手忙腳亂,彌陀聖眾,現前慰導,故無顛倒,自在往生。眾生臨命終時,往往有顛倒錯亂之苦,即隨其業力,墮於惡趣,苦不堪言。如人臨終時腦筋清楚,他雖不學佛,未求往生,亦不會墮三塗。佛看到此種情況特別清楚,為我們說出信願持名往生淨土的法門。且在此經一而再,再而三,特別提示,殷勤再勸發願,保任我們往生,以願能導行,有強烈的願望才能與阿彌陀佛感應道交。

《解》問。佛既心作心是。何不竟言自佛。而必以他佛為勝。何也。答。此之法門。全在了他即自。若諱言他佛。則是他見未忘。若偏重自佛。卻成我見顛倒。

佛在經中常說:「是心是佛,是心作佛。」既然自己的心是佛,為何不說自性佛而說西方極樂世界的阿彌陀佛?大師答說:此法門全在了他即自。他與自是一不是二,說一是從體上講的,性上說是一,從相上說是二。「若諱言他佛,則是他見未忘,若偏重自佛,卻成我見顛倒」。對事實真相未搞清,必須破除疑問,否則必有障礙。縱然勤於修持,也只能生到邊地疑城。應知此法門與華嚴一樣,且超越了華嚴,最後十大願王導歸極樂。華嚴是圓頓大法,本經是圓中之圓,頓中之頓。惟有一心,就能契入,如有二心,即生障礙,如有疑問即變成二心,有自有他,自他是二。六祖大師在壇經中說的妙。初見印宗,印宗問他,聞在黃梅得法,五祖平常說法有無談到參禪方法?六祖答說,真正佛法是一,佛法是不二法門。所以把自他兩邊忘掉,用一句阿彌陀佛把念頭統一,其他知見、分別執著均無,只有一句阿彌陀佛。如此才能入西方極樂世界,也就是一真法界,全在了他即自,如說他佛,則他見未忘,若偏重自佛,則我見顛倒。金剛經說:「若樂小法者,著我見人見眾生見壽者見,則於此經,不能聽受讀誦,為人解說。」金剛經前半部講四相,後半部講四見。見比相講的更深刻。如不能「了他即自」,似難契入一真法界。

《解》又悉檀四益。後三益。事不孤起。儻不從世界深發慶信。則欣厭二益尚不能生。何況悟入理佛。唯即事持達理持。所以彌陀聖眾現前。即是本性明顯。往生彼土。見佛聞法。即是成就慧身。不由他悟。法門深妙。破盡一切戲論。斬盡一切意見。唯馬鳴。龍樹。智者。永明之流。徹底擔荷得去。其餘世智辯聰。通儒禪客。盡思度量。愈推愈遠。又不若愚夫婦老實念佛者。為能潛通佛智。暗合道妙也。我見是利。故說此言。分明以佛眼佛音。印定此事。豈敢違抗。不善順入也哉。二正宗分竟。

釋迦牟尼佛時以四悉檀為施教之依據。「悉檀」是普施義。前已詳細言之。此四悉檀的利益若用在淨土宗念佛往生上說,就是接引眾生之總綱領,大小乘佛法都離不開這個原則。我們業障深重的凡夫走這個路子是最穩當,一心用在事持,理不懂沒關係,許多齋公齋婆,念佛往生,預知時至。問他淨土經典,他不懂,生到西方,他就都懂了。事持懇切,心定,信願堅固,佛來接引時,先用佛光一照,他的業障消除,智慧開了。從事持就達到理持,所以彌陀聖眾現前,見到佛了,即是本性明顯,這種智慧現前,一為念佛功德,一為佛光加持,乃其他法門所無。生到西方,天天與阿彌陀佛在一起,西方六塵說法無有中斷。見佛聞法成就慧身,智慧之身即是報身。此種境界等於圓教初住菩薩。在世間修一般法門到此境界,要修滿一個阿僧祇劫,第二個阿僧祇劫開始即證得圓初住果位。九法界眾生很難以自己智慧能力徹底了解西方世界之事理,唯佛與佛方能究竟,妙在帶業往生,一品煩惱未斷,生到西方即圓證三不退,這是妙。「破盡一切戲論,斬盡一切意見」,這兩句話是對一般通途修行人說的,「戲論」指教下,「意見」指宗門。此法門是一心執持名號,不要分別思量所以破盡一切戲論,「戲論」即教下對淨土宗種種批評,無論怎麼說都不相干。「斬盡一切意見」,「意見」即分別。此無上甚深圓頓妙法唯馬鳴龍樹智者永明之流,徹底擔荷得去。馬鳴龍樹均為印度人,都求生淨土,龍樹在中國稱之為大乘八宗共祖。智者永明是中國人,智者是天台宗祖師,永明由禪歸淨,為淨土宗第六代祖師,他們沒有分別意見,直下承當。其餘聰明才智之士以及通儒禪客,盡量去想,愈想愈離譜,等覺菩薩若非佛威神加持,也搞不清。聰明才智之人反而不如愚夫愚婦,下愚之人不分別執著,老實念佛就把自己妄想執著念掉了,能得念佛三昧,工夫深的達到理一心不亂,智慧開了,與如來果地上的智慧相應,暗合道妙,所以中等根性的人反而不如下愚。佛見到這樣殊勝的利益,故將此千真萬確的事實,苦口婆心,勸導我們往生,我們豈敢違抗,若善順佛的教誨意願,就同馬鳴、龍樹、智者、永明諸大師一樣,完全接納過來,依教奉行,就是佛的好學生。四悉檀最圓滿究竟殊勝的利益,我們現前統統得到了。本經正宗分到此為止。

三、流通分

《解》信願持名一法。圓收圓超一切法門。豎與一切法門渾同。橫與一切法門迥異。既無問自說。誰堪倡募流通。唯佛與佛。乃能究盡諸法實相。此經唯佛境界。唯佛佛可與流通耳。

大師對於本經的分科,與古來大德所分不同,他把六方佛作為流通分,一般都把六方佛納入正宗分,為什麼如此分,大師有個說明,我們看解文。「信願持名一法,圓收圓超一切法門」,「圓收」即豎論此經,由淺及深,與其他一切法門相同。一切法門皆有淺深次第,如四土三輩九品,又有事持理持。「圓超」是橫的,了生死出三界證大菩提,與一切法門全不一樣。其他法門是循序漸進,斷見思煩惱,入聖流,斷塵沙煩惱,達到菩薩境界,斷一切無明,證法身大士,一般經論上均如此說。此經不必斷煩惱,只憑信願持名,帶業往生,橫出三界,與一切法門迥異,何況西方淨土,雖有四土差別,一生一切生,此為其他法門所無。此經既是無問自說,誰能擔任提倡承傳流通的使命?彌陀經是如來果地上的境界,宇宙人生之真相,唯有諸佛才能明瞭,等覺菩薩都無能力流通,至於流通之責任,唯佛與佛方能肩起。「流」是流傳萬古,「通」是通達無礙。



文摘恭錄 佛說阿彌陀經要解講記
淨空法師講述